Sekarang waktu perjalanan menuju
jogja, saya mendapatkan kesempatan ini tanpa sengaja. Saya sangat ingin ikut
pergi ke jogja dalam acara perpisahan kakak kelas namun berhubung sedang sakit
kanker (kantong kering, ya:-)!!!) jadi saya memutuskan untuk tidak ikut, sayang
sekali! Pikir saya dalam hati. Beruntunglah tuhan mendengar doa saya yang ingin
berlibur ke jogja. Sehari sebelum keberangkatan kepala sekolah memanggil saya
ke kantor dan dia langsung menawari saya untuk ikut ke jogja tapi saya
mengatakan yang sebenarnya kepada dia jika saya tidak memiliki uang untuk
membayar biaya perjalanan. Sungguh pucuk dicinta ulanpun datang pada saya,
kepala sekolah mengatakan saya boleh bayar seadanya saya dan saya boleh ikut
tapi saya diberikan tugas untuk menjadi MC (master of ceremonies, dalam bahasa
inggrisnya) pembawa acara dalam bahasa indonesianya. Oh! Ternyata dia melihat
saya saat menjadi MC saat acara maulid disekolah dan mengharapkan saya yang MC
dadakan untuk kembali mengisi posisi pembawa acara yang masih belum terisi,
alhamdulillah! Saya langsung menyetujuinya. Bersiap besok kita berangkat!
Pagi sekali saya sudah bangun
bersama dengan beberapa kawan satu angkatan yang juga ikut dalam rombongan
perpisahan ini kami langsung menuju sekolah, yang dijadikan sebagai pooll
keberangkatan. Setelah semua peserta lengkap kami berangkat. Saya disini
menjadi minoritas tapi tidak mengurangi keakraban dengan para kakak kelas, kita
masih bisa bercanda bersama. Kami berangkat dengan empat bus dari jakarta,
sepanjang perjalanan dibus saya suasananya begitu menyenangkan karena ada
beberapa kakak kelas laki-laki yang bernyanyi dan memainkan gitar untuk
meramaikan suasana yang lain ikut bertepuk tangan terbawa suasana. Saya juga
ikut mencairkan suasana. Setelah beberapa saya langsung melihat keluar jendela,
ternyata kami sudah sampai di bandung, sayangnya kami tidak berhenti dibandung.
Karena sudah lelah saya tertidur didalam perjalanan.
Karena kaget saya terbangun dari
tidur saya, seorang teman menjahili saya dengan cara berteriak untuk
membangunkan saya. Keluar dari bus saya kira sudah sampai dijogja ternyata saya
mendapati sebuah bacaan yang bertuliskan ‘pusat oleh-oleh tasikmalaya’. Sekarang
kami sudah berada ditasikmalaya perjalanan memakan waktu 5 jam kami berangkat
pukul 06.30 dan sampai pukul 11.30 di tasikmalaya. Kami berhenti disini untuk
istirahat makan siang dan shalat zuhur, kami sudah disambut dengan hidangan
prasmanan, kebetulan dan sangat kebetulan perut sedang dalam keadaan siaga
satu. Saya langsung mengisi antrean yang kosong untuk segera menikmati hidangan
yang ada. Mari makan! Walaupun malu tapi saya tetap makan banyak, katanya sih
kalau malu nanti enggak bisa kenyang. Jadi kesimpulannya buanglah malu sejauh
mungkin saat lapar! Setelah makan siang selesai saya langsung menuju mushala
yang sudah disediakan untuk melaksanakan shalat zuhur.
Setelah kurang lebih 45 menit
habis untuk makan, shalat, dan bersantai
kami melanjutkan perjalananan. Saya suka menikmati pemandangan disepanjang
perjalanan banyak hal menarik yang saya lihat terutama persawahan yang tidak
pernah saya jumpai ada dijakarta, jadi inilah saatnya melihat sepuasnya. Suasana
kembali ramai karena para peserta yang tadinya lemas karena lapar kembali hidup
karena baterainya sudah terisi kembali dengan makan siang. Mereka kembali ramai
dengan permainan gitarnya atau candaan khas anak muda yang lebih jelas saling
ejek dan olok namun dengan gelak tawa tanpa ada amarah. Dengan suasana yang
seperti ini membuat perjalanan yang lama jadi terasa cepat dan tidak
membosankan.
Tidak terasa kurang lebih lima
jam sudah kami dalam perjalanan dan kali ini kami melalui jalan pedesaan yang
sangat sempit saya tidak tahu kami akan kemana dan sepertinya ini bukan jogja,
saya melihat keluar jendela disana terhiasi oleh area persawahan dan para
petani yang terlihat lelah beranjak pulang dengan cangkulnya dibahunya. Bus kadang
berhenti dan menepi bila ada mobil dari arah berlawanan datang karena jalan ini
terlalu sempit untuk dilalui dua mobil. Beberapa saat kemudian kami sampai. Saya
turun dan menemukan sebuah ucapan selamat datang di gua jatijajar. Ketika masuk
ke area wisata ada hal menarik yang saya lihat, banyak orang berkumpul untuk
melihat pertunjukkan dari beberapa bocah yang sedang memainkan musik hanya
dengan air, mereka memukul-mukul air namun menghasilkan alunan suara yang enak
didengar telinga. Setelah mereka selesai maka orang-orang akan melemparkan uang
receh kedalam air dan mereka akan menyelam untuk mengambilnya, saya tidak mau
ketinggallan saya juga ikut melemparkan uang receh dan bocah-bocah itu
mendapatkannya. Cara mereka menarik, ini baru seni yang perlu dihargai.
Setelah saya cari tahu gua ini
terletak di daerah kebumen tepatnya desa jatijajar. Gua ini terbentuk dari batu
kapur mempunyai panjang pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter,
lebarnya 15 meter rata-rata, tinggi rata-rata 12 meter dan ketebalan
langit-langitnya 10 meter. Gua ini memiliki mitos yaitu tentang sungai-sungai
yang mengalir didalamnya, ada 7 sungai didalam gua ini namun saya hanya ingat
empat sungai yang saya lalui pertama sungai puser bumi dengan mitosnya airnya
mempunyai khasiat untuk mencapai segala macam tujuan yang diinginkan, yang
kedua sungai jombor yang memiliki khasiat yang sama, yang ketiga sungai mawar
yang apabila kita mandi dan mencuci muka maka kita akan mendapatkan khasiat
awet muda begitu mitos yang pemandu katakan. Saya ikut mencoba untuk mencuci
muka semoga saja awet muda (dalam hati saya berharap walaupun tidak serius J), dan yang keempat
adalah sungai kantil memiliki mitos jika kita mandi dan mencuci muka disini
maka niat dan cita-cita akan mudah tercapai. Begitulah mitosnya. Jalan didalam
gua sedikit becek dan licin, jika tidak berhati-hati pasti ada yang terpeleset
itu sudah terbukti salah satu kawan saya baru saja jatuh dan menjadi bahan
tertawaan. Untunglah saya belum jauh (ada kemungkinan untuk itu).
Oh iya! saya lupa menceritakan
asal-usul ditemukan gua ini, gua ini ditemukan oleh seorang petani yang bernama
jayamenawi yang memiliki tanah diatas gua ini. Ceritanya saat dia sedang
mencari rumput diatas gua ini tanpa sengaj dia terjatuh ke dalam lubang yang
ternyata tidak lain adalah ventilasi dari gua ini. Pintu-pintu gua awalnya
tertutup oleh tanah tapi setelah dibersihkan pintu-pintu itu bisa digunakan dan
karena didepan pintu gua terdapat dua pohon jati yang berdiri sejajar jadilah
nama gua ini ‘gua jatijajar’. Ternyata gua ini berhubungan juga dengan cerita
lutung kasarung, didalam gua terdapat diaroma atau miniatur tiga dimensi yang
mengisahkan tentang lutung kasarung tersebut. Dan satu hal lagi gua ini mulai
digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1975.
Saya sudah puas menikmati isi gua
jatijajar yang bebatuan didalamnya menurut pemandu terbentuk dari endapan air
hujan yang membentuk batu, seperti halnya gua lain disini juga terdapat banyak
kelelawar atau kalong. Tapi beruntung waktu yang sudah gelap tidak berpengaruh
terhadap gua ini karena didalamnya sudah ada pencahayaan listrik, gua ini
dibangun dengan serius oleh pemerintah sekitar agar menjadi objek wisata yang
menarik banyak peminat. Pembangunan terus berlanjut untuk mendapatkan hasil
terbaik bagi tempat wisata ini.
Setelah sampai dipintu keluar
saya menemukan banyak sekali pedagang-pedagang oleh-oleh khas kebumen, ada yang
berdagangan kain batik, tas, dompet, replika lutung, replika candi prambanan
dan borubodur juga ada, tidak ketinggalan jajanan yang berupa kue-kuean juga
banyak disepanjang pintu keluar objek wisata ini. Hari ini gua tidak hanya
dikunjungi oleh rombongan kami tapi juga banyak rombongan yang lain yang datang
untuk menikmati objek wisata gua jatijajar ini. Saya berminat untuk semua
aksesoris yang diperdagangkan namun karena membawa persediaan uang yang minim saya
langsung menghilangkan minat tersebut dan langsung menuju pintu keluar.
Sepanjang pintu keluar saya
kembali memperhatikan anak-anak yang masih saja memainkan musik air mereka, ada
yang menarik dari mereka. Mereka anak-anak yang luar biasa berapa jam sudah
mereka habiskan untuk berada didalam air, karena penasaran saya sempat
menghampiri salah satu anak yang sedang beristirahat untuk sedikit bertanya,
ternyata dia sudah mulai mengamen disini sejak sepulang sekolah pukul 12.00
bahkan katanya ada juga temannya yang tidak sekolah sudah mulai dari pagi
sampai sore, hasilnya lumayan besar katanya bisa digunakan untuk makan
keluarganya sehari-hari. Memang luar biasa anak-anak sd ini sudah mulai
berpikir tentang beban hidup sejak dini, mereka rela berdingin-dingin didalam
air yang membuat kulit mereka keriput demi membantu meringankan beban orang tua
mereka.
Jadi selalu ada pelajaran untuk
saya disetiap berwisata. Tidak hanya menikmati keindahan alamnya tapi juga kita
juga bisa mencari tahu bagaimana sulitnya orang-orang sekitar yang mencari
kehidupan dari tempat wisata tersebut. Saya cukup puas sudah bisa menikmati
tempat wisata gua jatijajar ini. Setelah itu saya langsung menuju bus yang akan
membawa kami ke perjalanan selanjutnya.
Bersambung..