Tengah hari mari kita berjalan
kaki ke tempat-tempat dimana ramai oleh anak sekolah, tataplah mereka. Katakan sesuatu
jika memandang mereka sedang duduk sambil bercanda atau biasa disebut dengan
nongkrong. Dalam diri akan terbersit kata kasihan pada mereka, inilah tampak
para penerus bangsa. Mereka yang duduk dengan rokok yang pernah berhenti
dijepitan jari, mereka yang duduk dengan alhokol digenggaman, mereka melangkah
dengan isi kepala yang salah. Bagaimana tidak salah, masanya mereka adalah masa
untuk belajar dan memacu diri dengan prestasi untuk membentuk dan menyulam masa
depan yang lebih baik untuk bangsa ini. Tapi apa? Yang dilakukan hanyalah hal
yang sia-sia.
Belakangan ini semua media
menyoroti tentang tawuran antar pelajar, kenapa harus tawuran? Kenapa harus
saling menyakiti sesama pelajar, sesama bangsa, sesama pelajar negara, sesama
agama, sesama dan banyak kesamaan kenapa harus saling menyakiti? Karena pikiran
mereka sudah terkontaminasi dengan sesuatu yang berbahaya dan ideologi bodoh
yang ditanamkan oleh beberapa orang yang salah mensosialisasikannya. Bila ditanya
apa manfaat tawuran untuk kehidupan mereka? Dimana keuntungan tawuran untuk
hidup mereka? Kenapa harus tawuran yang dipilih mereka? Ternyata kita belum
dewasa dalam berpikir!
Setiap saat sebagian pelajar kita
tidak bisa lepas dari tembakau yang berbentuk astor pendek yang begitu nikmat,
atau juga minuman botolan yang membuat pikiran plong sesaat, atau bahkan daun
yang hanya beberapa gram yang membuat melayang jauh tak ingat dunia! Lihatlah para
pelajar kita setiap kali mereka duduk bersama ditepi jalan atau diwarung-warung
apa yang mereka lakukan? Mustahil nampaknya mereka tidak menyulut tembakau
untuk menjadi bumbu dalam duduk mereka, dilain waktu mereka juga duduk bersama
jika malam telah larut untuk apa menikmati botolan alkohol untuk menghilangkan
penat dan masalah yang sedang melanda mereka, atau jiak yang lebih ekstream
lagi mereka akan menggunakan linting-lintingan yang bisa memberikan surga
beberapa saat untuk mereka, lintingan yang jelas pemakaiannya dilarang untuk hal-hal
negatif. Secara tidak langsung Jika dikaitkan semua itulah yang membantu sebuah
ideologi bodoh yang entah siapa yang menanamkan hingga menjalar begitu cepat! Tawuran
pelajar nampak seperti medan perang membela sebuah kerajaan berhasil membunuh
adalah sebuah kebanggaan! Bagaimana tidak tampak bodoh dijaman yang semua orang
berlomba-lomba untuk meningkatkan tehknologi dan kecerdasan bangsanya. Dinegeri
ini malah bangga mengikuti kemunduran jaman, bukankah masa peperangan antar
kerajaan sudah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu. Tapi kenapa dimunculkan
lagi pada saat ini! Oh mungkin para pelajar kita terlalu banyak membaca sejarah
peperangan kerajaan-kerajaan masa lalu! Tidak juga karena disekolah mereka tak
sempat untuk membaca. Menulis saja tidak sempat karena waktu mereka habis untuk
sekedar bercanda dan bercerita tentang peperangan kemarin.
Sebagian pelajar kita ada yang
tidak bisa lepas dari rokok, alkohol, dan ganja. Semua barang itu adalah
barang-barang yang mengurangi kecerdasan berpikir, bila ada yang harus
disalahkan maka barang-barang itulah yang harus disalahkan! Karena barang itu
membuat cara pikir sebagian pelajar kita menjadi terpeleset. Mereka yang
seharusnya berusaha belajar disekolah lalu menuai prestasi yang positif lalu
bangga itu adalah hal yang pantas! Saling bersaing disekolah dengan segala
prestasi positif adalah yang harus mereka lakukan! Tapi mungkin karena mereka
kalah dalam persaingan lalu tidak memiliki jiwa pemenang yang mau menerima
kekalahan ditambah dengan mereka mengkonsumsi barang-barang tadi yang
mengurangi kecerdasan berpikir mereka, akhirnya timbullah cara berpikir mereka
yang terpeleset dari yang seharusnya. Mereka berpikir jika mereka tidak
berprestasi dengan hal yang positif maka masih ada prestasi negatif yang bisa
mereka raih. Timbullah pemikiran bodoh yang menjadi virus didalam otak mereka. Awalnya
mungkin mereka terpancing emosinya oleh seorang teman lalu berkelahi setelah
menang berkelahi banyak teman yang memuji jika dia hebat timbullah rasa sombong
dalam dirinya dan ingin terus mendapatkan pujian dari hal itu. Setelah semua
orang disekolah mengakui jika dialah yang terkuat akhirnya dia bosan dengan
prestasi negatif yang dia dapat hanya disekolah akhirnya dia berjumpa dengan
pelajar sekolah lainnya yang sedikit memancing emosi dan akhirnya terjadilah
perkelahian dan dia kembali menang. Karena semua itu dia semakin banyak
mendapat pujian dari teman-temannya semakin jadilah keinginannya untuk semakin
mendapat pengakuan. Dia semakin beringas dan menginspirasi beberapa temannya
hingga membentuk pasukan kecil yang jika bertemu dengan pelajar laiinnya selalu
ingin menyulut perkelahian dan ingin menjadi pemenangnya. Beberapa pelajar
daris sekolah lain yang tidak terima merasa diremehkan akhirnyapun membentuk
pasukan kecil yang sama untuk membalas kekalahan sebelumnya, dan terjadilah
tawuran antar pelajar.
Setelah sang jawara lulus dari
sekolah dan masih belum puas dengan apa yang dia capai, pastilah dia akan
menunjuk penerus perjuangannya dengan cara membimbing mereka untuk mencapai
prestasi yang lebih baik dari dirinya, dengan mengatakan jika dia menang
tawuran dengan pelajar lainnya adalah prestasi yang membanggakan bagi
sekolahnya. Setelah penerusnya luluspun dia melakukan hal yang sama kepada para
juniornya, untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi dari dirinya! Maka turun
temurunlah ideologi bodoh ini ditanamkan dalam pikiran para pelajar yang
sebelum sudah kekurangan kecerdasannya karena nikotin, alkohol, dan ganja. Kecerdasan
dalam berpikir yang berkurang itulah yang menyebabkan mereka mudah menerima
ideologi yang sebenarnya sangat bodoh bila dipandang dari sisi yang benar. Harusnya
kenapa bangga dengan prestasi negatif yang di kucilkan banyak orang waras?
Mungkin kurang lebih begitu
ulasan bodoh dari penulis bodoh! Lihat saja apa jawaban pelaku tawuran yang
berhasil membunuh pelajar lainnya! Saat ditanya kamu puas membunuh? Dia jawab
puas! Orang cerdas mana yang membunuh
sesama penerus bangsa yang berani menjawab puas setelah melakukan hal yang
jelas salah dan terkutuk. Jika dia benar cerdas sempatkah dia berpikir apa yang
sedang dirasakan oleh keluarga sang korban, jika dia cerdas sempatkah dia
berpikir apa yang orangtua dia rasakan andai saja dia yang menjadi korbannya,
andai dia sempat berpikir jika dia sekarang berusia 17 tahun dan setelah perbuatannya
dia dipenjara 15 tahun dan berapa usianya saat keluar nanti. Bukankah 15 tahun
adalah waktu yang tidak singkat untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Kenapa
dia bisa berpikir demikian bodohnya, karena ideologi tawuran yang tertanam
didirinya sudah begitu lekat dan menjadi karat. Dalam ideologinya bisa
diterjemahkan ‘ jika menang dalam tawuran akan mendapatkan pengakuan dari
banyak pelajar sekolah lainnya, jika berhasil melukai pelajar sekolah lainnya
maka adalah sebuah prestasi yang cukup baik, jika bisa membunuh pelajar sekolah
lainnya adalah kebanggaan yang tiada tara dan akan menjadi selebriti dunia
tawuran dan menjadi panutan yang akan selalu dikenang oleh para juniornya untuk
mencapai prestasi yang lebih lagi’.
Inilah anehnya pelajar kita, apa
yang bisa kita lakukan untuk mereka! Memberikan penyuluhan? Mereka akan
dengarkan sesaat setelah tiba dijalan dan bertemu pelajar lainnya dengan segera
mereka akan lupa dengan yang baru saja mereka dengarkan. Melarang mereka secara
hukum? Isi kepala mereka sudah terisi dengan berbagai program untuk meretas
hukum-hukum yang ada jika berhasil mereka bangga jika gagal mereka akan terus
mencoba hingga berhasil, jiwa mereka adalah jiwa yang pantang menyerah dan
tanpa kata putus asa.
Anehnya didalam pikiran sebagian
pelajar kita yang hobi dengan tawuran tidak tertanam apa pandangan orang lain
untuk dirinya, semakin mereka dipandang salah maka semakin banggalah mereka. Didalam
diri mereka tidak tertanam pikiran untuk merubah yang salah, jika salah maka
teruskanlah hingga benar-benar salah dan tidak ada kata benar. Di hati mereka
tidak terbersit tentang masa depan, tentang perasaan orang tua, keluarga, dan
semua orang dekat mereka. Di hati mereka tidak ada lagi rasa takut mati
sia-sia, tidak ada lagi tujuan positif untuk planning hidup mereka kecuali
menjadi jawara didalam dunia mereka yang bodoh itu.
Beberapa minggu ini kita bising
dengan semua pemberitaan tentang mereka yang menyebabkan banyak pandangan miring
dari orang-orang terhadap sebagian pelajar lainnya yang melakukan pekerjaannya
sebagai pelajar yang baik dan berusaha membangun negara. Prilaku sebagian
pelajar ini membuat image buruk bagi semua kalangan mereka yang mengendorkan
semangat positif dalam diri sebagian pelajar lainnya. Bagaimana cara
menanggulanginya pun sudah sangat sulit karena pemikirin tentang tawuran ini
sudah mengakar seperti jamur dan kurab
yang sulit untuk diberantas bila tidak dengan obatnya yang sesuai. Tawuran ini
sudah seperti adat dan budaya yang terus berusaha dikembangkan oleh sebagian
kecil pelajar yang salah dengan cara mempengaruhi banyak jiwa labil pelajar
lainnya. Hingga jadilah kumpulan besar yang bisa merusak seluruh pelajar yang
menjadi calon penerus bangsa ini, jika penerus bangsa ini saja memiliki
kebiasaan buruk seperti ini maka untuk beberapa tahun yang akan datang jika
mereka menjadi pejabat bangsa ide gila apa yang akan mereka buat. Semakin hancurlah
bangsa ini! Untuk para pelajar cobalah berpikir dan lihat negara-negara
seberang sana nantinya akan tertawa lucu melihat tingkah aneh kita yang entah
seperti apa mungkin nampak seperti komedi ekstream yang terlihat lucu, pelajar
yang yang seharusnya duduk dibangku sekolah mendengarkan pelajaran dan memegang
pulpen untuk mencatat tapi tidak ada disana. Tapi malah berada dijalan dengan
tongkat bambu yang harusnya menjadi tiang pagar, atau dengan gir yang
seharusnya ada di sepeda dan motor, kadang ada juga yang membawa stik golf yang
untuk berolahraga, bahkan samurai yang harus menjadi pajangan sejarah atau
untuk berkebun membersihkan rumput liar dihutan-hutan. Bukankah kita tampak
aneh dan lucu bila disadari seperti ini, dijari harusnya pulpen tapi kenapa
malah sebatang rokok. Sampai kapan kita ingin menjadi bahan tertawaan para
tetangga? Mari bangkit jadikan diri sosok fantastis untuk sebuah pencapaian
luar biasa yang membawa bangga!
Kepada seluruh pelajar cobalah
untuk berpikir tentang masa depan, orang tua, hidup yang bermanfaat, mati yang
sia-sia, kebahagiaan yang akan datang, kebanggaan denga prestasi positif yang
bisa diceritakan pada anak-cucu nantinya, menjadi kebanggaan orang banyak dalam
kebaikan bukan sebaliknya. Mari bentuk diri kita menjadi sesuatu yang lebih
berguna dan membuat bangga bangsa ini, jika kita tidak bisa berjalan sendiri
mari bergandengan tangan untuk mencapai semuanya karena lidi yang sebatang
tidak berarti tadi jika sudah bersatu menjadi sapu lidi maka akan bisa
membersihkan halaman kotor pada negeri ini! Mari berjuang untuk diri dan
bangsa!