Senin, 01 Oktober 2012

TAWURAN PELAJAR


Tengah hari mari kita berjalan kaki ke tempat-tempat dimana ramai oleh anak sekolah, tataplah mereka. Katakan sesuatu jika memandang mereka sedang duduk sambil bercanda atau biasa disebut dengan nongkrong. Dalam diri akan terbersit kata kasihan pada mereka, inilah tampak para penerus bangsa. Mereka yang duduk dengan rokok yang pernah berhenti dijepitan jari, mereka yang duduk dengan alhokol digenggaman, mereka melangkah dengan isi kepala yang salah. Bagaimana tidak salah, masanya mereka adalah masa untuk belajar dan memacu diri dengan prestasi untuk membentuk dan menyulam masa depan yang lebih baik untuk bangsa ini. Tapi apa? Yang dilakukan hanyalah hal yang sia-sia.
Belakangan ini semua media menyoroti tentang tawuran antar pelajar, kenapa harus tawuran? Kenapa harus saling menyakiti sesama pelajar, sesama bangsa, sesama pelajar negara, sesama agama, sesama dan banyak kesamaan kenapa harus saling menyakiti? Karena pikiran mereka sudah terkontaminasi dengan sesuatu yang berbahaya dan ideologi bodoh yang ditanamkan oleh beberapa orang yang salah mensosialisasikannya. Bila ditanya apa manfaat tawuran untuk kehidupan mereka? Dimana keuntungan tawuran untuk hidup mereka? Kenapa harus tawuran yang dipilih mereka? Ternyata kita belum dewasa dalam berpikir!
Setiap saat sebagian pelajar kita tidak bisa lepas dari tembakau yang berbentuk astor pendek yang begitu nikmat, atau juga minuman botolan yang membuat pikiran plong sesaat, atau bahkan daun yang hanya beberapa gram yang membuat melayang jauh tak ingat dunia! Lihatlah para pelajar kita setiap kali mereka duduk bersama ditepi jalan atau diwarung-warung apa yang mereka lakukan? Mustahil nampaknya mereka tidak menyulut tembakau untuk menjadi bumbu dalam duduk mereka, dilain waktu mereka juga duduk bersama jika malam telah larut untuk apa menikmati botolan alkohol untuk menghilangkan penat dan masalah yang sedang melanda mereka, atau jiak yang lebih ekstream lagi mereka akan menggunakan linting-lintingan yang bisa memberikan surga beberapa saat untuk mereka, lintingan yang jelas pemakaiannya dilarang untuk hal-hal negatif. Secara tidak langsung Jika dikaitkan semua itulah yang membantu sebuah ideologi bodoh yang entah siapa yang menanamkan hingga menjalar begitu cepat! Tawuran pelajar nampak seperti medan perang membela sebuah kerajaan berhasil membunuh adalah sebuah kebanggaan! Bagaimana tidak tampak bodoh dijaman yang semua orang berlomba-lomba untuk meningkatkan tehknologi dan kecerdasan bangsanya. Dinegeri ini malah bangga mengikuti kemunduran jaman, bukankah masa peperangan antar kerajaan sudah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu. Tapi kenapa dimunculkan lagi pada saat ini! Oh mungkin para pelajar kita terlalu banyak membaca sejarah peperangan kerajaan-kerajaan masa lalu! Tidak juga karena disekolah mereka tak sempat untuk membaca. Menulis saja tidak sempat karena waktu mereka habis untuk sekedar bercanda dan bercerita tentang peperangan kemarin.
Sebagian pelajar kita ada yang tidak bisa lepas dari rokok, alkohol, dan ganja. Semua barang itu adalah barang-barang yang mengurangi kecerdasan berpikir, bila ada yang harus disalahkan maka barang-barang itulah yang harus disalahkan! Karena barang itu membuat cara pikir sebagian pelajar kita menjadi terpeleset. Mereka yang seharusnya berusaha belajar disekolah lalu menuai prestasi yang positif lalu bangga itu adalah hal yang pantas! Saling bersaing disekolah dengan segala prestasi positif adalah yang harus mereka lakukan! Tapi mungkin karena mereka kalah dalam persaingan lalu tidak memiliki jiwa pemenang yang mau menerima kekalahan ditambah dengan mereka mengkonsumsi barang-barang tadi yang mengurangi kecerdasan berpikir mereka, akhirnya timbullah cara berpikir mereka yang terpeleset dari yang seharusnya. Mereka berpikir jika mereka tidak berprestasi dengan hal yang positif maka masih ada prestasi negatif yang bisa mereka raih. Timbullah pemikiran bodoh yang menjadi virus didalam otak mereka. Awalnya mungkin mereka terpancing emosinya oleh seorang teman lalu berkelahi setelah menang berkelahi banyak teman yang memuji jika dia hebat timbullah rasa sombong dalam dirinya dan ingin terus mendapatkan pujian dari hal itu. Setelah semua orang disekolah mengakui jika dialah yang terkuat akhirnya dia bosan dengan prestasi negatif yang dia dapat hanya disekolah akhirnya dia berjumpa dengan pelajar sekolah lainnya yang sedikit memancing emosi dan akhirnya terjadilah perkelahian dan dia kembali menang. Karena semua itu dia semakin banyak mendapat pujian dari teman-temannya semakin jadilah keinginannya untuk semakin mendapat pengakuan. Dia semakin beringas dan menginspirasi beberapa temannya hingga membentuk pasukan kecil yang jika bertemu dengan pelajar laiinnya selalu ingin menyulut perkelahian dan ingin menjadi pemenangnya. Beberapa pelajar daris sekolah lain yang tidak terima merasa diremehkan akhirnyapun membentuk pasukan kecil yang sama untuk membalas kekalahan sebelumnya, dan terjadilah tawuran antar pelajar.
Setelah sang jawara lulus dari sekolah dan masih belum puas dengan apa yang dia capai, pastilah dia akan menunjuk penerus perjuangannya dengan cara membimbing mereka untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari dirinya, dengan mengatakan jika dia menang tawuran dengan pelajar lainnya adalah prestasi yang membanggakan bagi sekolahnya. Setelah penerusnya luluspun dia melakukan hal yang sama kepada para juniornya, untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi dari dirinya! Maka turun temurunlah ideologi bodoh ini ditanamkan dalam pikiran para pelajar yang sebelum sudah kekurangan kecerdasannya karena nikotin, alkohol, dan ganja. Kecerdasan dalam berpikir yang berkurang itulah yang menyebabkan mereka mudah menerima ideologi yang sebenarnya sangat bodoh bila dipandang dari sisi yang benar. Harusnya kenapa bangga dengan prestasi negatif yang di kucilkan banyak orang waras?
Mungkin kurang lebih begitu ulasan bodoh dari penulis bodoh! Lihat saja apa jawaban pelaku tawuran yang berhasil membunuh pelajar lainnya! Saat ditanya kamu puas membunuh? Dia jawab puas! Orang  cerdas mana yang membunuh sesama penerus bangsa yang berani menjawab puas setelah melakukan hal yang jelas salah dan terkutuk. Jika dia benar cerdas sempatkah dia berpikir apa yang sedang dirasakan oleh keluarga sang korban, jika dia cerdas sempatkah dia berpikir apa yang orangtua dia rasakan andai saja dia yang menjadi korbannya, andai dia sempat berpikir jika dia sekarang berusia 17 tahun dan setelah perbuatannya dia dipenjara 15 tahun dan berapa usianya saat keluar nanti. Bukankah 15 tahun adalah waktu yang tidak singkat untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Kenapa dia bisa berpikir demikian bodohnya, karena ideologi tawuran yang tertanam didirinya sudah begitu lekat dan menjadi karat. Dalam ideologinya bisa diterjemahkan ‘ jika menang dalam tawuran akan mendapatkan pengakuan dari banyak pelajar sekolah lainnya, jika berhasil melukai pelajar sekolah lainnya maka adalah sebuah prestasi yang cukup baik, jika bisa membunuh pelajar sekolah lainnya adalah kebanggaan yang tiada tara dan akan menjadi selebriti dunia tawuran dan menjadi panutan yang akan selalu dikenang oleh para juniornya untuk mencapai prestasi yang lebih lagi’.
Inilah anehnya pelajar kita, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka! Memberikan penyuluhan? Mereka akan dengarkan sesaat setelah tiba dijalan dan bertemu pelajar lainnya dengan segera mereka akan lupa dengan yang baru saja mereka dengarkan. Melarang mereka secara hukum? Isi kepala mereka sudah terisi dengan berbagai program untuk meretas hukum-hukum yang ada jika berhasil mereka bangga jika gagal mereka akan terus mencoba hingga berhasil, jiwa mereka adalah jiwa yang pantang menyerah dan tanpa kata putus asa.
Anehnya didalam pikiran sebagian pelajar kita yang hobi dengan tawuran tidak tertanam apa pandangan orang lain untuk dirinya, semakin mereka dipandang salah maka semakin banggalah mereka. Didalam diri mereka tidak tertanam pikiran untuk merubah yang salah, jika salah maka teruskanlah hingga benar-benar salah dan tidak ada kata benar. Di hati mereka tidak terbersit tentang masa depan, tentang perasaan orang tua, keluarga, dan semua orang dekat mereka. Di hati mereka tidak ada lagi rasa takut mati sia-sia, tidak ada lagi tujuan positif untuk planning hidup mereka kecuali menjadi jawara didalam dunia mereka yang bodoh itu.
Beberapa minggu ini kita bising dengan semua pemberitaan tentang mereka yang menyebabkan banyak pandangan miring dari orang-orang terhadap sebagian pelajar lainnya yang melakukan pekerjaannya sebagai pelajar yang baik dan berusaha membangun negara. Prilaku sebagian pelajar ini membuat image buruk bagi semua kalangan mereka yang mengendorkan semangat positif dalam diri sebagian pelajar lainnya. Bagaimana cara menanggulanginya pun sudah sangat sulit karena pemikirin tentang tawuran ini sudah mengakar  seperti jamur dan kurab yang sulit untuk diberantas bila tidak dengan obatnya yang sesuai. Tawuran ini sudah seperti adat dan budaya yang terus berusaha dikembangkan oleh sebagian kecil pelajar yang salah dengan cara mempengaruhi banyak jiwa labil pelajar lainnya. Hingga jadilah kumpulan besar yang bisa merusak seluruh pelajar yang menjadi calon penerus bangsa ini, jika penerus bangsa ini saja memiliki kebiasaan buruk seperti ini maka untuk beberapa tahun yang akan datang jika mereka menjadi pejabat bangsa ide gila apa yang akan mereka buat. Semakin hancurlah bangsa ini! Untuk para pelajar cobalah berpikir dan lihat negara-negara seberang sana nantinya akan tertawa lucu melihat tingkah aneh kita yang entah seperti apa mungkin nampak seperti komedi ekstream yang terlihat lucu, pelajar yang yang seharusnya duduk dibangku sekolah mendengarkan pelajaran dan memegang pulpen untuk mencatat tapi tidak ada disana. Tapi malah berada dijalan dengan tongkat bambu yang harusnya menjadi tiang pagar, atau dengan gir yang seharusnya ada di sepeda dan motor, kadang ada juga yang membawa stik golf yang untuk berolahraga, bahkan samurai yang harus menjadi pajangan sejarah atau untuk berkebun membersihkan rumput liar dihutan-hutan. Bukankah kita tampak aneh dan lucu bila disadari seperti ini, dijari harusnya pulpen tapi kenapa malah sebatang rokok. Sampai kapan kita ingin menjadi bahan tertawaan para tetangga? Mari bangkit jadikan diri sosok fantastis untuk sebuah pencapaian luar biasa yang membawa bangga!
Kepada seluruh pelajar cobalah untuk berpikir tentang masa depan, orang tua, hidup yang bermanfaat, mati yang sia-sia, kebahagiaan yang akan datang, kebanggaan denga prestasi positif yang bisa diceritakan pada anak-cucu nantinya, menjadi kebanggaan orang banyak dalam kebaikan bukan sebaliknya. Mari bentuk diri kita menjadi sesuatu yang lebih berguna dan membuat bangga bangsa ini, jika kita tidak bisa berjalan sendiri mari bergandengan tangan untuk mencapai semuanya karena lidi yang sebatang tidak berarti tadi jika sudah bersatu menjadi sapu lidi maka akan bisa membersihkan halaman kotor pada negeri ini! Mari berjuang untuk diri dan bangsa!