Senin, 05 November 2012

Jalan-jalan ke YOGYAKARTA & MAGELANG


Matahari mulai tenggelam dan malampun datang, bus mulai bergerak beranjak pergi meninggalkan goa jatijajar. Menyenangkan pernah hadir disini karena tidak setiap waktu bisa berkunjung ketempat-tempat seperti ini. Melalui jalanan pedesaan dimalam hari sulit kita temukan lampu terang yang menyinari jalan selain sorotan dari lampu kendaraan yang lalu-lalang itupun jarang, didesa seperti ini malam orang-orang lebih senang menikmati istirahat malam dirumah karena esoknya mereka harus kembali berkebun dan bertani untuk menopang hidup. Bus terus bergerak menjauh dan saya mulai terlelap, beginilah saya lebih suka tidur dalam perjalanan daripada ikut dalam keramaian para kakak kelas yang memiliki hajatan ini.
Kami sudah sampai, saya mengusap mata yang masih mengantuk dan ikut beranjak dari bus menuju penginapan kami. Para peserta diabsen untuk kamar, setiap kamar terdiri dari 5 atau 6 orang. Jadi saya juga ikut menunggu absen untuk mendapatkan kunci kamar. Ternyata saya mendapatkan absen terakhir, saya berada dikamar paling atas, kamar yang berada dilantai empat. Dan saya cukup beruntung karena jika peserta yang lain harus berdesak-desakan dengan 5 atau 6 orang dalam satu kamar, saya hanya bersama dua kawan untuk satu kamar ini. Jadi tidak ada kata sumpek atau sempit! Lumayan juga melalui tangga-tangga ini, badan terasa berat setelah seharian dalam perjalanan. Wow! Luar biasa kamar saya sangat lengkap, ruangan ini berisi kamar mandi, tv, ac, kipas, dua spring bed, dispenser, teko dan cangkirnya untuk membuat teh. Saya merebahkan tubuh di atas spring bed sambil menunggu giliran untuk mandi. Sambil merebahkan tubuh saya menyalakan tv menghilang penat yang sejak tadi saya rasakan dalam perjalanan.
Panggilan yang tepat datang juga, perut keroncongan panggilan untuk makan malam datang. Saya dan teman satu kamar langsung turun ke lantai 2 ke ruang makan kami, hidangan prasmanan lagi. Saya tanpa malu langsung mengambil hidangan yang ada secukupnya lalu mencari meja bersama beberapa teman dan ya langsung saja kita bunuh lapar yang ada! Usai makan malam kami tidak memiliki kegiatan karena malam ini hanya digunakan untuk istirahat saja. Para peserta memiliki banyak kegiatan sendiri ada yang bermain gitar dan bernyanyi diruang aula, ada juga yang asyik bercanda ria dikamar, ada yang langsung melelapkan diri untuk menyambut mimpi tapi lebih banyak yang memilih untuk pergi menikmati malam di malioboro, penginapan kami ke malioboro hanya butuh waktu 15 menit perjalanan menggunakan becak. Semua teman saya kesana! Tetapi saya lebih memilih untuk tidur daripada pergi ke malioboro malam ini, karena besok masih banyak tempat yang akan kami kunjungi. met malem semuanya! Have nice dream(bahasa sms-nya anak muda J)
Saya sudah terbangun disaat matahari belum terbit! Waktu menunjukkan pukul 05.00 waktu jogja, saya langsung beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu dan shalat subuh. Setelah itu langsung menyalakan tv untuk menikmati berita bola pagi ini sambil menunggu waktu sarapan tiba. Sebelum sarapan tiba saya sudah terlebih dahulu mandi dan bersiap untuk jadwal selanjutnya, saya juga belum tahu hari ini kami akan pergi kemana?
Kami semua sudah siap dan mulai memasuki bus, setelah semuanya lengkap didalam bus, langsung saja tancap. Keadaan didalam bus selalu sama, suasana ramai dan gembira terlihat jelas karena setelah hari-hari ini mereka akan sulit bahkan tidak mungkin bisa berkumpul seramai tanpa ada seorangpun yang tidak hadir didalamnya. Maka dari mereka memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin untuk sebuah perpisahan yang tidak berarti tidak ada kesempatan untuk berjumpa lagi, ini hanya sebuah perayaan setiap habis masa sekolah saja. Bus kami berhenti, akhirnya kami sampai juga! ternyata kami dibawa ke keraton yogyakarta.
Keraton Yogyakarta
Dan untuk penjelasan untuk keraton jogjakarta seperti inilah arsitekturnya secara umum. Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu . Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.
Keraton yogyakarta ini memilik beberapa bagian dimulai dari kompleks bagian depannya yang terdapat gladhag-pangurakan yang merupakan gerbang utama untuk masuk ke dalam keraton. Ada alun-alun lor adalah sebuah lapangan berumput dibagian utara keraton, kemudian ada juga mesjid gedhe kasultanan yang juga merupakan bagian kompleks depan. Selanjutnya ada kompleks inti yang memiliki beberapa tempat: yang pertama kompleks pagelaran yang merupakan tempat para punggawa kesultanan menghadap sultan pada masa pagelaran. Ada juga siti hinggil ler merupakan kompleks yang digunakan untuk upacara resmi kerajaan. Kamandhungan lor tempat ini dulu digunakan untuk pengadilan perkara dengan hukuman mati dengan sultan sendiri yang menjadi hakimnya. Selanjutnya ada sri manganti dulunya digunakan untuk tempat menerima tamu-tamu raja. Kemudian kedhaton merupakan inti dari keraton seluruhnya. Bagian lainnya ada kamagangan digunakan untuk penerimaan calon pegawai kerajaan. Bagian selanjutnya adalah kamandhungan kidul ini merupakan markas sri sultan hamengkubowono I saat perang tahta III. Dan bagian terakhir adalah siti hinggil kidul yang merupakan digunakan pada zaman dulu oleh Sultan untuk menyaksikan para prajurit keraton yang sedang melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat menyaksikan adu manusia dengan macan (rampogan) dan untuk berlatih prajurit perempuan, Langen Kusumo.
Setelah kompleks inti terdapat kompleks belakang yang terdapat alun-alun kidul yang terdapat kandang tempat memelihara gajah. Dikompleks belakang juga ada plengkung nirbaya merupakan ujung selatan poros utama keraton. Dari tempat ini Sultan HB I masuk ke Keraton Yogyakarta pada saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kedhaton Ambar Ketawang. Gerbang ini secara tradisi digunakan sebagai rute keluar untuk prosesi panjang pemakaman Sultan ke Imogiri. Untuk alasan inilah tempat ini kemudian menjadi tertutup bagi Sultan yang sedang bertahta.
Beberapa bagian lain keraton ada pracimosono, roto wijayan, kawasan tertutup, taman sari, kadipaten, benteng baluwerti. Dan beberapa bagian yang terkait terdapat tugu golong gilig, panggung krapyak, kepatihan, pathok negoro, dan bering harjo. Keraton juga memiliki beberapa warisan budaya ada tumplak wajik, garebeg, sekaten, dan upacara siraman/jamasan pusaka dan labuhan. Keraton yogyakarta juga menyimpan beberapa warisan kerajaan diantaranya regalia, lambang kebesaran, gamelan, kereta kuda pilihan, tanda jabatan.
Setelah puas mengelilingi seisi keraton saya menyempatkan untuk melihat-lihat di pusat jajanan keraton ada banyak kesenian dan kerajinan tangan khas jogja yang dijual disini, ada juga beberapa lukisan raja dan beberapa lukisan lainnya dipajang ditempat-tempat tertentu pusat jajanan ini. Saya juga tadi sempat berhenti untuk menyaksikan pertunjukkan gamelan disana banyak juga terdapat turis-turis asing yang senang menyaksikan musik khas kerajaan ini. Setelah selesai dengan semuanya saatnya kita melanjutkan perjalanan.
PANTAI PARANGTRITIS, BANTUL
Bus kembali bergerak, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Jika waktu sudah menunjukkan jam segini berarti sudah waktunya kami makan siang, yah disaat lapar maka ini adalah saat yang paling ditunggu. Kami berhenti disalah satu rumah makan yang memang khusus untuk perberhentian bus-bus wisata, kali ini tidak prasmanan tapi sudah disiapkan kami hanya tinggal menyantap saja. Makan siang dan shalat zuhur, lalu bersantai untuk beberapa menit kami kembali melanjutkan perjalan menuju tempat selanjutnya. Sepanjang jalan pemandu kami menjelaskan berbagai macam sejarah tentang kota jogja bahkan patung-patung dan tempat-tempat penting yang kami lewati tidak lepas dari penjelasannya. Saya lebih suka melihat-lihat daerah sekeliling dan tidak terlalu mendengarkannya begitu juga dengan peserta yang lain yang tampak asyik dengan dunianya sendiri. Satu-satunya penjelasan yang saya  dengarkan adalah tentang beberapa waktu yang lalu ada beberapa remaja yang nekat untuk berenang di pantai parangtritis lalu mereka menghilang ditelan gelombang laut yang besar. Ada sedikit rasa takut dalam diri saya untuk berenang, tapi sayang sekali jika datang ke parangtritis tidak menyelupkan tubuh diair asin disana.
Akhirnya kami sampai juga diparangtritis, banyak pedagang yang sedang berjualan disini, samahalnya dengan objek wisata sebagaimananya. Ada yang berjualan baju, kain pantai, ada banyak juga yang berjual makanan namun yang paling menarik adalah ada yang menjual undur-undur, terdengar aneh saja. Setahu saya undur-undur itu binatang kecil yang jalannya mundur! Disini kok dijadikan makanan, ketika saya lihat ternyata undur-undurnya beda ini lebih besar dan saya mencicipinya rasanya seperti udang yang dikering lalu digoreng. Ditepi pantai ada banyak orang yang menawarkan jasa penyewaan kuda, beberapa teman tertarik untuk berkuda ditepi pantai. Mereka tampak gagah dengan kuda sayangnya ada kejadian lucu salah satu teman tak bisa mengendalikan kuda jadilah dia terombang-ambing dengan kuda yang dia tunggangi pergi kesana-kemari tak tentu arah sampai akhirnya sipemilik bisa menghentikannya J. Saya berjalan diatas pasir pantai dan rasa ingin berenang namun ketika melihat ombaknya yang dahsyat saya langsung membatalkan niatan. Saya memilih menatap keindahan parangtritis dari pinggir saja walau sesekali menyentuh air laut.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak.

Jalan Malioboro

Setelah kami puas menikmati objek wisata parangtritis, kami semua bersiap kembali dan melanjutkan perjalanan selanjutnya. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, kami kembali ke jalan pulang. Sebelum benar-benar pulang kami berhenti lebih dulu ketempat yang pastinya tak asing ditelinga setiap orang jika menginjakkan kaki ke yogyakarta yaitu jalan malioboro, Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja Saya sempat membeli beberapa oleh-oleh khas yogyakarta yang dijual dimalioboro, untuk nanti dibawa untuk sanak dan saudara. Disini tidak hanya kerajinan saja yang dijual banyak juga terdapat warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.
Tidak terasa senja sudah tiba, kami harus segera kembali ke penginapan. Hanya butuh waktu lima belas menit kami sudah sampai, lumayan lelah juga hari ini tapi menyenangkan. Bersama dua orang teman satu kamar saya langsung menuju kamar, kami bergantian menggunakan kamar mandi. Setelah mandi, adzan maghrib berkumandang. Walau ada mushala yang sudah disediakan tapi teman-teman lebih memilih untuk shalat dikamar saja. Setelah itu kami berbincang-bincang ringan sambil menyaksikan tontonan dari televisi 14 inc. Sampai akhirnya kami menjumpai makan malam dan setelah makan kami akan langsung bersiap untuk masuk kedalam acara intinya, acara perpisahan secara formal. Saya juga menyiapkan diri karena disinilah saatnya saya bertugas menjadi pembawa acara untuk malam ini. Setelah semuanya siap kami menuju aula tempat acara akan dilaksanakan. Saya sedikit canggung dan grogi saat akan maju ke depan seluruh peserta, beginilah keadaan MC amatir. Tapi saya akhirnya bisa mengendalikan keadaan dan memulai acara dengan pembukaan lalu sambutan-sambutan dari para guru, kepala sekolah, dan lain-lain, ada juga ucapan terimakasih dari perwakilan siswa, dan setiap kelas harus menampilkan kreativitas mereka, ada yang menampilkan drama, ada juga yang menampilkan tarian, sekedar nyanyian, puisi, dan beberapa kreativitas mereka yang lainnya dan selebihnya diisi dengan acara bebas hingga malam larut, setelah acara selesai saya langsung menuju kamar untuk menutup mata yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.
Selamat pagi untuk hari ketiga dijogja! Pagi hari ini terasa sangat segar, setelah mandi saya menikmati udara pagi dari kamar saya dilantai empat. Hah! Ini jogja bukan jakarta saat pagi kita bernafas polusi yang menghinggap. Hari ini kami sudah harus berkemas karena kami akan langsung menuju jalan pulang tidak lagi menggunakan penginapan. Setelah semuanya siap kami langsung pergi menuju ruang makan untuk sarapan terakhir kami di penginapan ini. Setelah acara semalam saya ikut merasakan apa yang kakak kelas rasakan setelah hari ini merupa tidak akan menemukan momen yang sama seperti ini lagi, mereka tidak akan bisa tertawa lepas dan berkumpul seperti ini lagi, karena nantinya mereka akan menjadi dewasa dan tidak lagi bermain-main dalam mengambil keputusan.

Bakpia Pathok Khas Jogja

Bus bergerak mari kita pergi ke tujuan selanjutnya! Hanya berselang beberapa menit bus sudah terparkir ke salah satu pusat oleh-oleh jogja yang menjual bakpia, saya langsung masuk kedalam pusat oleh-oleh tersebut dan melihat-lihat. Tempat ini sangat menarik karena selain menjual bakpia, disini juga diperlihatkan proses pembuatannya juga menawarkan pelanggan untuk mencoba membuatnya, hampir sebagian peserta membeli bakpia ditempat ini. Begini lho sejarahnya bakpia! Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Nah untuk pertama kali Yogyakarta memproduksinya di kampung Pathok, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, misalnya saja ada bakpia pathok 25, ada juga bakpia pathok 75, lalu bakpia pathok 145, dan beberapa nama lainnya. Begitu pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" bakpia ini hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. Jadilah bakpia khas jogja ini menjadi trend oleh-oleh setiap orang yang mampir atau menginjakkan kaki dijogja.
Proses produksi bakpia pada masa dahulunya menggunakan oven dengan bahan bakar arang namun setelah perkembangan zaman akhirnya banyak toko bakpia yang menggunakan oven dengan bahan bakar gas yang lebih menghemat waktu kerja. Bakpia ini memiliki bahan untuk kulitnya dengan tepung terigu, garam, dan minyak kelapa. Untuk isi bakpia menggunakan kacang hijau tanpa kulit, gula pasir, dan garam secukupnya. Cara membuatnya terlihat muda dengan cara mencampur terigu, garam, dan minyak hingga menjadi adona yang lembut dan tidak lengket, juga mudah dibentuk. Ambil sedikit adonan lalu ambil seukuran kelereng. Setelah itu lebarkan tipis seperti membuat kulit martabak. Nah ini hanya proses membuat kulitnya saja. Untuk membuat isinya rendam kacang hijau tanpa kulit selam tiga jam dan tiriskan, rebus kacang hijau tanpa kulit hingga empuk, buang airnya, haluskan kacang hijau tanpa kulit beserta gula pasir dan garam dengan menggunakan blender, ambil sedikit adonan isi, bentuk bulat-bulat selesaikan untuk isinya. Dan beginilah penyelesaiannya ambil selembar kulit yan sudah dilebarkan tipis, isi dengan adonan isinya, tutup dan bentuk menjadi bulat agak gepeng pastikan semua adonan sudah tertutup dengan kulit, tata di loyang yang telah dioles dengan margarin, dan finis panggang sampai berwarna kuning kecoklatan dan matang. Selesai begitulah cara pembuatan bakpia.
Kerajinan Perak, Kotagede
Setelah semua puas berbelanja sekarang saatnya kami menuju tempat berikutnya! Tidak butuh waktu lama karena bus langsung terparkir ditempat yang memang sudah menjadi pusat oleh-leh kerajinan perak diyogyakarta ini.
Saya langsung masuk ke tempat ini, ini merupakan salah satu showroom pengrajin perak di kotagede, baru masuk saya sudah diperlihatkan dengan berbagai bentuk menarik dari perak, ada yang berbentuk cincin, gelang, kalung dan berbagai macam yang lainnya, disini sangat lengkap kita di tempat ini juga terdapat ruang dimana proses pembuatannya dari awal hingga selesai semua proses itu diperlihatkan kepada setiap pengunjung yang datang. Untuk harga ada yang kisaran puluhan ribu hingga jutaan.
Menurut ceritanya pengrajin perak dikotagede ini berawal dari masa kerajaan mataram, dan juga pengaruh voc karena pada masa voc banyak orang-orang belanda yang memesan perabotan rumah tangga yang terbuat dari perak. Berawal dari sanalah kotagede turun-temurun menghasilkan kerajinan perak hingga sekarang. Dan kita patut bangga dengan itu semua sejak zaman dahulu hingga sekarang para warga kotagede tetap melestarikan kerajinan perak, dan sebagai generasi penerus jika kita tidak bisa menciptakan kerajinannya maka tidak salah jika kita bisa memberikan apresiasi atas hasil-hasil olahan anak negeri ini. Kita semua memiliki cara masing-masing untuk mengapresiasinya.
CANDI PRAMBANAN
Setelah menyaksikan proses pembuatan perak kami langsung menuju ke lokasi wisata candi prambanan. Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi hindu terbesar di indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Whisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa sanskerta yang bermakna: 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan. Candi ini berada diperbatasan antara jawa tengah dan yogyakarta tepatnya sleman dan klaten. Saya masuk dan menemukan banyak candi yang berdiri tegak, jadi ini candi yang sering saya lihat dibuku sejarah dan sekarang saya melihatnya langsung.
Candi prambanan ini cerita sempat ditelantarkan sekitar tahun 930-an, ada beberapa alasannya pertama karena perpindahan ibukota kerajaan, yang kedua karena letusan gunung merapi, ada juga yang mengatakan karena peperangan dan perebutan kekuasaan yang menyebabkan candi ini tidak terurus. Bahkan karena tidak terurusnya ada beberapa candi yang runtuh, meskipun runtung warga tetap tahu dimana saja letak candi-candi tersebut. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
1.     3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
2.     3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3.     2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
4.     4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
5.     4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
6.     224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Dan jadilah candi prambanan sebagai objek wisata hingga sekarang, saya melihat-lihat kesetiap bagian candi ini bersama teman-teman sesekali menginjakkan kaki ke dalam isi candi, luar biasa orang-orang dahulu memiliki seni yang sangat baik. Diluar wilayah candi terdapat sebuah pasar yang tidak terlalu besar yang menjajakan replika candi dan banyak oleh-oleh kerajinan khas jogja.
Candi Borobudur, Magelang
Setelah selesai mengelilingi candi prambanan kami langsung kembali melanjutkan perjalanan karena waktu sudah siang kami langsung menuju rumah makan terdekat. Setelah sampai dirumah makan seperti biasanya kami makan siang dan shalat zuhur. Istirahat beberapa waktu duduk-duduk menunggu makanan turun, begitulah kata para orangtua saat duduk kekenyangan. Waktu menunjukkan pukul 02.00, tinggal satu tempat tersisa yang belum kami kunjungi yaitu candi borobudur sebagai penutup perjalanan ini. Setelah semua selesai melegakan diri kami langsung berangkat
Kami sudah tiba di komplek candi borobudur dan kami harus berjalan sekitar lima belas menit dari tempat parkir kami. Banyak para turis yang diberhentikan dan diberi kain karena mereka menggunakan pakaian terlalu pendek, itu semua dilakukan untuk menjaga kesopanan sebelum masuk kelingkungan candi. Jika prambanan adalah candi peninggalan hindu maka Borobudur adalah sebuah candi budha yang terletak di borobudur, magelang. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya semarang, 86 km di sebelah barat surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut yogyakarta. Candi yang berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama budha sekitar tahun 800-an masehi pada masa pemerintahan wangsa saylendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca budha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Ada yang mitos yang mengatakan jika ada pasangan yang naik sampai ke bagian teratas borobudur maka nantinya hubungan mereka tidak akan berlanjut atau putus ditengah jalan. Banyak teman saya yang naik bersama pasangannya sampai bagian tertinggi dari candi ini, semoga saja semua itu tidak terjadi pada mereka toh hanya mitos saja. Hampir empat  kami berkeliling dicandi borobudur tapi yang membuat waktu berkeliling lama bukan bagian candi borobudur tapi di pasar yang ada diwilayah candi ini yang menjual berbagai pernak-pernik yang menjadi oleh-oleh candi borobudur jauh lebih ramai dikunjungi oleh para turis dibanding candi prambanan.
Dan waktu sudah senja kami harus kembali ke bus yang akan membawa kami pulang, selamat tinggal yogyakarta, selamat tinggal borobudur, dan selamat tinggal semua kenangan yang baru saja selesai kami ukir ditempat-tempat yang sudah kami lewati, setelah hari ini kami akan sulit untuk bisa bersama lagi seperti detik-detik yang baru saja kami lalui. Walaupun bukan saya yang berpisah dengan teman-teman dekat selam tiga tahun bersama ini, tapi jelas saya merasa ada kerinduan yang dalam yang akan datang pada diri mereka karena akan sulit menemukan waktu yang seperti ini. Saya lebih memilih untuk tidur.
Kami sampai dirumah makan untuk makan malam dan istirahat malam ini, setelah makan malam dan istirahat kami melanjutkan perjalanan saya kembali tertidur dan saat bangun bus kami terkena masalah, mesin tidak mau hidup terpaksa kami harus menunggu bus pengganti. Tidak tahu apa nama tanjakkan tajam yang membuat bus kami tidak bisa bergerak lagi ini, saya sudah terlalu mengantuk dan malas bergerak tapi jika tidak beranjak saya tidak bisa kembali ke jakarta. Terpaksa kami harus berjalan kaki mendaki tanjakan tajam ini, guru-guru dan kepala sekolah pun sama mereka berjalan kaki untuk sampai diatas sana. Semua tampak kasihan karena mereka harus membawa barang-barang mereka yang cukup banyak dan harus berjalan kaki cukup jauh. Setelah menunggu beberapa jam akhirnya bus pengganti datang dan kami langsung masuk lalu tancap lagi. Saya kembali menutup mata!
Pagi harinya kami sudah sampai di jakarta, saya melihat semua peserta berkumpul menurut kelasnya masing-masing lalu mereka tampak berat untuk saling melepas pergi dan berpisah hari ini, rasanya jika boleh dan bisa maka mereka ingin tidak pernah berpisah dan menikmati waktu seperti ini setiap saat namun dalam setiap pertemuan itu selalu ada perpisahan. Jadi jika kamu berani bertemu maka bersiaplah untuk sebuah perpisahan.




Tidak ada komentar: