Matahari
mulai tenggelam dan malampun datang, bus mulai bergerak beranjak pergi
meninggalkan goa jatijajar. Menyenangkan pernah hadir disini karena tidak
setiap waktu bisa berkunjung ketempat-tempat seperti ini. Melalui jalanan
pedesaan dimalam hari sulit kita temukan lampu terang yang menyinari jalan
selain sorotan dari lampu kendaraan yang lalu-lalang itupun jarang, didesa
seperti ini malam orang-orang lebih senang menikmati istirahat malam dirumah
karena esoknya mereka harus kembali berkebun dan bertani untuk menopang hidup.
Bus terus bergerak menjauh dan saya mulai terlelap, beginilah saya lebih suka
tidur dalam perjalanan daripada ikut dalam keramaian para kakak kelas yang
memiliki hajatan ini.
Kami
sudah sampai, saya mengusap mata yang masih mengantuk dan ikut beranjak dari
bus menuju penginapan kami. Para peserta diabsen untuk kamar, setiap kamar
terdiri dari 5 atau 6 orang. Jadi saya juga ikut menunggu absen untuk
mendapatkan kunci kamar. Ternyata saya mendapatkan absen terakhir, saya berada
dikamar paling atas, kamar yang berada dilantai empat. Dan saya cukup beruntung
karena jika peserta yang lain harus berdesak-desakan dengan 5 atau 6 orang
dalam satu kamar, saya hanya bersama dua kawan untuk satu kamar ini. Jadi tidak
ada kata sumpek atau sempit! Lumayan juga melalui tangga-tangga ini, badan
terasa berat setelah seharian dalam perjalanan. Wow! Luar biasa kamar saya
sangat lengkap, ruangan ini berisi kamar mandi, tv, ac, kipas, dua spring bed, dispenser,
teko dan cangkirnya untuk membuat teh. Saya merebahkan tubuh di atas spring bed
sambil menunggu giliran untuk mandi. Sambil merebahkan tubuh saya menyalakan tv
menghilang penat yang sejak tadi saya rasakan dalam perjalanan.
Panggilan
yang tepat datang juga, perut keroncongan panggilan untuk makan malam datang.
Saya dan teman satu kamar langsung turun ke lantai 2 ke ruang makan kami,
hidangan prasmanan lagi. Saya tanpa malu langsung mengambil hidangan yang ada
secukupnya lalu mencari meja bersama beberapa teman dan ya langsung saja kita
bunuh lapar yang ada! Usai makan malam kami tidak memiliki kegiatan karena
malam ini hanya digunakan untuk istirahat saja. Para peserta memiliki banyak
kegiatan sendiri ada yang bermain gitar dan bernyanyi diruang aula, ada juga
yang asyik bercanda ria dikamar, ada yang langsung melelapkan diri untuk
menyambut mimpi tapi lebih banyak yang memilih untuk pergi menikmati malam di
malioboro, penginapan kami ke malioboro hanya butuh waktu 15 menit perjalanan
menggunakan becak. Semua teman saya kesana! Tetapi saya lebih memilih untuk
tidur daripada pergi ke malioboro malam ini, karena besok masih banyak tempat
yang akan kami kunjungi. met malem semuanya! Have nice dream(bahasa sms-nya
anak muda J)
Saya
sudah terbangun disaat matahari belum terbit! Waktu menunjukkan pukul 05.00
waktu jogja, saya langsung beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu dan shalat
subuh. Setelah itu langsung menyalakan tv untuk menikmati berita bola pagi ini
sambil menunggu waktu sarapan tiba. Sebelum sarapan tiba saya sudah terlebih
dahulu mandi dan bersiap untuk jadwal selanjutnya, saya juga belum tahu hari
ini kami akan pergi kemana?
Kami
semua sudah siap dan mulai memasuki bus, setelah semuanya lengkap didalam bus,
langsung saja tancap. Keadaan didalam bus selalu sama, suasana ramai dan
gembira terlihat jelas karena setelah hari-hari ini mereka akan sulit bahkan
tidak mungkin bisa berkumpul seramai tanpa ada seorangpun yang tidak hadir
didalamnya. Maka dari mereka memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin untuk
sebuah perpisahan yang tidak berarti tidak ada kesempatan untuk berjumpa lagi,
ini hanya sebuah perayaan setiap habis masa sekolah saja. Bus kami berhenti, akhirnya
kami sampai juga! ternyata kami dibawa ke keraton yogyakarta.
Keraton Yogyakarta
Dan untuk penjelasan untuk keraton
jogjakarta seperti inilah arsitekturnya secara umum. Secara umum tiap kompleks
utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan,
bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks
satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan
dengan Regol yang biasanya bergaya Semar
Tinandu . Daun pintu terbuat
dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya
terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono.
Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih
terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu
terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda,
bahkan Cina. Bangunan di tiap
kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan
konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding
dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang
berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya
bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium.
Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna
merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta
tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau
hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang
lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna
senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur
Tangkil) memiliki ornamen Putri
Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah
tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu
dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun
dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau
dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada
bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan
tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas
tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya.
Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas
jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan
dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin
sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas
bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan
dari bangunan itu sendiri.
Keraton yogyakarta ini memilik beberapa
bagian dimulai dari kompleks bagian depannya yang terdapat gladhag-pangurakan
yang merupakan gerbang utama untuk masuk ke dalam keraton. Ada alun-alun lor
adalah sebuah lapangan berumput dibagian utara keraton, kemudian ada juga
mesjid gedhe kasultanan yang juga merupakan bagian kompleks depan. Selanjutnya
ada kompleks inti yang memiliki beberapa tempat: yang pertama kompleks
pagelaran yang merupakan tempat para punggawa kesultanan menghadap sultan pada
masa pagelaran. Ada juga siti hinggil ler merupakan kompleks yang digunakan
untuk upacara resmi kerajaan. Kamandhungan lor tempat ini dulu digunakan untuk
pengadilan perkara dengan hukuman mati dengan sultan sendiri yang menjadi
hakimnya. Selanjutnya ada sri manganti dulunya digunakan untuk tempat menerima
tamu-tamu raja. Kemudian kedhaton merupakan inti dari keraton seluruhnya.
Bagian lainnya ada kamagangan digunakan untuk penerimaan calon pegawai
kerajaan. Bagian selanjutnya adalah kamandhungan kidul ini merupakan markas sri
sultan hamengkubowono I saat perang tahta III. Dan bagian terakhir adalah siti
hinggil kidul yang merupakan digunakan pada
zaman dulu oleh Sultan untuk menyaksikan para prajurit keraton yang sedang
melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat menyaksikan adu manusia dengan
macan (rampogan) dan untuk berlatih prajurit perempuan, Langen Kusumo.
Setelah kompleks inti terdapat kompleks belakang yang terdapat
alun-alun kidul yang terdapat kandang tempat memelihara gajah. Dikompleks
belakang juga ada plengkung nirbaya merupakan
ujung selatan poros utama keraton. Dari tempat ini Sultan HB I masuk ke Keraton
Yogyakarta pada saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kedhaton Ambar Ketawang.
Gerbang ini secara tradisi digunakan sebagai rute keluar untuk prosesi panjang
pemakaman Sultan ke Imogiri. Untuk alasan inilah tempat ini kemudian menjadi
tertutup bagi Sultan yang sedang bertahta.
Beberapa bagian lain keraton ada pracimosono,
roto wijayan, kawasan tertutup, taman sari, kadipaten, benteng baluwerti. Dan
beberapa bagian yang terkait terdapat tugu golong gilig, panggung krapyak,
kepatihan, pathok negoro, dan bering harjo. Keraton juga memiliki beberapa
warisan budaya ada tumplak wajik, garebeg, sekaten, dan upacara siraman/jamasan
pusaka dan labuhan. Keraton yogyakarta juga menyimpan beberapa warisan kerajaan
diantaranya regalia, lambang kebesaran, gamelan, kereta kuda pilihan, tanda
jabatan.
Setelah puas mengelilingi seisi keraton saya menyempatkan
untuk melihat-lihat di pusat jajanan keraton ada banyak kesenian dan kerajinan
tangan khas jogja yang dijual disini, ada juga beberapa lukisan raja dan
beberapa lukisan lainnya dipajang ditempat-tempat tertentu pusat jajanan ini.
Saya juga tadi sempat berhenti untuk menyaksikan pertunjukkan gamelan disana
banyak juga terdapat turis-turis asing yang senang menyaksikan musik khas
kerajaan ini. Setelah selesai dengan semuanya saatnya kita melanjutkan
perjalanan.
PANTAI PARANGTRITIS, BANTUL
Bus kembali bergerak, tanpa terasa waktu sudah
menunjukkan pukul setengah dua belas. Jika waktu sudah menunjukkan jam segini
berarti sudah waktunya kami makan siang, yah disaat lapar maka ini adalah saat
yang paling ditunggu. Kami berhenti disalah satu rumah makan yang memang khusus
untuk perberhentian bus-bus wisata, kali ini tidak prasmanan tapi sudah
disiapkan kami hanya tinggal menyantap saja. Makan siang dan shalat zuhur, lalu
bersantai untuk beberapa menit kami kembali melanjutkan perjalan menuju tempat
selanjutnya. Sepanjang jalan pemandu kami menjelaskan berbagai macam sejarah
tentang kota jogja bahkan patung-patung dan tempat-tempat penting yang kami
lewati tidak lepas dari penjelasannya. Saya lebih suka melihat-lihat daerah
sekeliling dan tidak terlalu mendengarkannya begitu juga dengan peserta yang
lain yang tampak asyik dengan dunianya sendiri. Satu-satunya penjelasan yang
saya dengarkan adalah tentang beberapa
waktu yang lalu ada beberapa remaja yang nekat untuk berenang di pantai
parangtritis lalu mereka menghilang ditelan gelombang laut yang besar. Ada
sedikit rasa takut dalam diri saya untuk berenang, tapi sayang sekali jika
datang ke parangtritis tidak menyelupkan tubuh diair asin disana.
Akhirnya kami sampai juga diparangtritis, banyak
pedagang yang sedang berjualan disini, samahalnya dengan objek wisata
sebagaimananya. Ada yang berjualan baju, kain pantai, ada banyak juga yang
berjual makanan namun yang paling menarik adalah ada yang menjual undur-undur,
terdengar aneh saja. Setahu saya undur-undur itu binatang kecil yang jalannya
mundur! Disini kok dijadikan makanan, ketika saya lihat ternyata undur-undurnya
beda ini lebih besar dan saya mencicipinya rasanya seperti udang yang dikering
lalu digoreng. Ditepi pantai ada banyak orang yang menawarkan jasa penyewaan
kuda, beberapa teman tertarik untuk berkuda ditepi pantai. Mereka tampak gagah
dengan kuda sayangnya ada kejadian lucu salah satu teman tak bisa mengendalikan
kuda jadilah dia terombang-ambing dengan kuda yang dia tunggangi pergi kesana-kemari
tak tentu arah sampai akhirnya sipemilik bisa menghentikannya J. Saya berjalan
diatas pasir pantai dan rasa ingin berenang namun ketika melihat ombaknya yang
dahsyat saya langsung membatalkan niatan. Saya memilih menatap keindahan
parangtritis dari pinggir saja walau sesekali menyentuh air laut.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup
terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup,
Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak
terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa
disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan
cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan
souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang
konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal
dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke
pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam
kecil bermain anak-anak.
Jalan Malioboro
Setelah kami puas menikmati objek wisata
parangtritis, kami semua bersiap kembali dan melanjutkan perjalanan
selanjutnya. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, kami kembali ke jalan
pulang. Sebelum benar-benar pulang kami berhenti lebih dulu ketempat yang
pastinya tak asing ditelinga setiap orang jika menginjakkan kaki ke yogyakarta
yaitu jalan malioboro, Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor
Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi,
Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan
ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton
Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini
antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1
Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan
khas jogja Saya sempat membeli beberapa oleh-oleh khas yogyakarta yang dijual
dimalioboro, untuk nanti dibawa untuk sanak dan saudara. Disini tidak hanya
kerajinan saja yang dijual banyak juga terdapat warung-warung lesehan di malam hari yang menjual
makanan gudeg khas jogja serta terkenal
sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan
kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang
jalan ini.
Tidak terasa senja sudah tiba, kami harus segera kembali ke
penginapan. Hanya butuh waktu lima belas menit kami sudah sampai, lumayan lelah
juga hari ini tapi menyenangkan. Bersama dua orang teman satu kamar saya
langsung menuju kamar, kami bergantian menggunakan kamar mandi. Setelah mandi,
adzan maghrib berkumandang. Walau ada mushala yang sudah disediakan tapi
teman-teman lebih memilih untuk shalat dikamar saja. Setelah itu kami
berbincang-bincang ringan sambil menyaksikan tontonan dari televisi 14 inc. Sampai
akhirnya kami menjumpai makan malam dan setelah makan kami akan langsung
bersiap untuk masuk kedalam acara intinya, acara perpisahan secara formal. Saya
juga menyiapkan diri karena disinilah saatnya saya bertugas menjadi pembawa
acara untuk malam ini. Setelah semuanya siap kami menuju aula tempat acara akan
dilaksanakan. Saya sedikit canggung dan grogi saat akan maju ke depan seluruh
peserta, beginilah keadaan MC amatir. Tapi saya akhirnya bisa mengendalikan
keadaan dan memulai acara dengan pembukaan lalu sambutan-sambutan dari para
guru, kepala sekolah, dan lain-lain, ada juga ucapan terimakasih dari
perwakilan siswa, dan setiap kelas harus menampilkan kreativitas mereka, ada
yang menampilkan drama, ada juga yang menampilkan tarian, sekedar nyanyian, puisi,
dan beberapa kreativitas mereka yang lainnya dan selebihnya diisi dengan acara
bebas hingga malam larut, setelah acara selesai saya langsung menuju kamar
untuk menutup mata yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.
Selamat pagi untuk hari ketiga dijogja! Pagi hari ini terasa
sangat segar, setelah mandi saya menikmati udara pagi dari kamar saya dilantai
empat. Hah! Ini jogja bukan jakarta saat pagi kita bernafas polusi yang
menghinggap. Hari ini kami sudah harus berkemas karena kami akan langsung menuju
jalan pulang tidak lagi menggunakan penginapan. Setelah semuanya siap kami
langsung pergi menuju ruang makan untuk sarapan terakhir kami di penginapan
ini. Setelah acara semalam saya ikut merasakan apa yang kakak kelas rasakan
setelah hari ini merupa tidak akan menemukan momen yang sama seperti ini lagi,
mereka tidak akan bisa tertawa lepas dan berkumpul seperti ini lagi, karena
nantinya mereka akan menjadi dewasa dan tidak lagi bermain-main dalam mengambil
keputusan.
Bakpia Pathok Khas Jogja
Bus bergerak mari kita pergi ke tujuan selanjutnya! Hanya
berselang beberapa menit bus sudah terparkir ke salah satu pusat oleh-oleh
jogja yang menjual bakpia, saya langsung masuk kedalam pusat oleh-oleh tersebut
dan melihat-lihat. Tempat ini sangat menarik karena selain menjual bakpia,
disini juga diperlihatkan proses pembuatannya juga menawarkan pelanggan untuk
mencoba membuatnya, hampir sebagian peserta membeli bakpia ditempat ini. Begini
lho sejarahnya bakpia! Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya
bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Nah untuk
pertama kali Yogyakarta memproduksinya di kampung Pathok, sejak sekitar tahun
1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa
label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga
mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Pada tahun 1980 mulai tampil
kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, misalnya saja ada bakpia
pathok 25, ada juga bakpia pathok 75, lalu bakpia pathok 145, dan beberapa nama
lainnya. Begitu pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" bakpia ini
hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. Jadilah bakpia khas jogja ini
menjadi trend oleh-oleh setiap orang yang mampir atau menginjakkan kaki
dijogja.
Proses produksi bakpia pada
masa dahulunya menggunakan oven dengan bahan bakar arang namun setelah
perkembangan zaman akhirnya banyak toko bakpia yang menggunakan oven dengan
bahan bakar gas yang lebih menghemat waktu kerja. Bakpia ini memiliki
bahan untuk kulitnya dengan tepung terigu, garam, dan minyak kelapa. Untuk isi
bakpia menggunakan kacang hijau tanpa kulit, gula pasir, dan garam secukupnya.
Cara membuatnya terlihat muda dengan cara mencampur terigu, garam, dan minyak
hingga menjadi adona yang lembut dan tidak lengket, juga mudah dibentuk. Ambil
sedikit adonan lalu ambil seukuran kelereng. Setelah itu lebarkan tipis seperti
membuat kulit martabak. Nah ini hanya proses membuat kulitnya saja. Untuk
membuat isinya rendam kacang hijau tanpa kulit selam tiga jam dan tiriskan,
rebus kacang hijau tanpa kulit hingga empuk, buang airnya, haluskan kacang
hijau tanpa kulit beserta gula pasir dan garam dengan menggunakan blender,
ambil sedikit adonan isi, bentuk bulat-bulat selesaikan untuk isinya. Dan
beginilah penyelesaiannya ambil selembar kulit yan sudah dilebarkan tipis, isi
dengan adonan isinya, tutup dan bentuk menjadi bulat agak gepeng pastikan semua
adonan sudah tertutup dengan kulit, tata di loyang yang telah dioles dengan
margarin, dan finis panggang sampai berwarna kuning kecoklatan dan matang.
Selesai begitulah cara pembuatan bakpia.
Kerajinan Perak, Kotagede
Setelah semua puas berbelanja
sekarang saatnya kami menuju tempat berikutnya! Tidak butuh waktu lama karena
bus langsung terparkir ditempat yang memang sudah menjadi pusat oleh-leh
kerajinan perak diyogyakarta ini.
Saya langsung masuk ke tempat
ini, ini merupakan salah satu showroom pengrajin perak di kotagede, baru masuk
saya sudah diperlihatkan dengan berbagai bentuk menarik dari perak, ada yang
berbentuk cincin, gelang, kalung dan berbagai macam yang lainnya, disini sangat
lengkap kita di tempat ini juga terdapat ruang dimana proses pembuatannya dari
awal hingga selesai semua proses itu diperlihatkan kepada setiap pengunjung
yang datang. Untuk harga ada yang kisaran puluhan ribu hingga jutaan.
Menurut ceritanya pengrajin
perak dikotagede ini berawal dari masa kerajaan mataram, dan juga pengaruh voc
karena pada masa voc banyak orang-orang belanda yang memesan perabotan rumah
tangga yang terbuat dari perak. Berawal dari sanalah kotagede turun-temurun
menghasilkan kerajinan perak hingga sekarang. Dan kita patut bangga dengan itu
semua sejak zaman dahulu hingga sekarang para warga kotagede tetap melestarikan
kerajinan perak, dan sebagai generasi penerus jika kita tidak bisa menciptakan
kerajinannya maka tidak salah jika kita bisa memberikan apresiasi atas
hasil-hasil olahan anak negeri ini. Kita semua memiliki cara masing-masing
untuk mengapresiasinya.
CANDI PRAMBANAN
Setelah menyaksikan proses
pembuatan perak kami langsung menuju ke lokasi wisata candi prambanan. Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah
kompleks candi hindu terbesar di indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi
ini dipersembahkan untuk trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Whisnu sebagai dewa pemelihara, dan
Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks
candi ini adalah Siwagrha (bahasa sanskerta yang bermakna: 'Rumah Siwa'), dan memang
di garbagriha (ruang
utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang
menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan. Candi ini
berada diperbatasan antara jawa tengah dan yogyakarta tepatnya sleman dan
klaten. Saya masuk dan menemukan banyak candi yang berdiri tegak, jadi ini
candi yang sering saya lihat dibuku sejarah dan sekarang saya melihatnya
langsung.
Candi prambanan ini cerita sempat ditelantarkan
sekitar tahun 930-an, ada beberapa alasannya pertama karena perpindahan ibukota
kerajaan, yang kedua karena letusan gunung merapi, ada juga yang mengatakan
karena peperangan dan perebutan kekuasaan yang menyebabkan candi ini tidak
terurus. Bahkan karena tidak terurusnya ada beberapa candi yang runtuh,
meskipun runtung warga tetap tahu dimana saja letak candi-candi tersebut. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
1. 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
2. 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3. 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan
candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
4. 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik
pintu masuk halaman dalam atau zona inti
5. 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah
candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.
Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun
1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi,
menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai
ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75%
batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak
dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Dan jadilah candi prambanan
sebagai objek wisata hingga sekarang, saya melihat-lihat kesetiap bagian candi
ini bersama teman-teman sesekali menginjakkan kaki ke dalam isi candi, luar
biasa orang-orang dahulu memiliki seni yang sangat baik. Diluar wilayah candi
terdapat sebuah pasar yang tidak terlalu besar yang menjajakan replika candi
dan banyak oleh-oleh kerajinan khas jogja.
Candi Borobudur, Magelang
Setelah selesai mengelilingi candi prambanan kami langsung
kembali melanjutkan perjalanan karena waktu sudah siang kami langsung menuju
rumah makan terdekat. Setelah sampai dirumah makan seperti biasanya kami makan
siang dan shalat zuhur. Istirahat beberapa waktu duduk-duduk menunggu makanan
turun, begitulah kata para orangtua saat duduk kekenyangan. Waktu menunjukkan
pukul 02.00, tinggal satu tempat tersisa yang belum kami kunjungi yaitu candi
borobudur sebagai penutup perjalanan ini. Setelah semua selesai melegakan diri
kami langsung berangkat
Kami sudah tiba di komplek candi borobudur dan kami harus
berjalan sekitar lima belas menit dari tempat parkir kami. Banyak para turis
yang diberhentikan dan diberi kain karena mereka menggunakan pakaian terlalu
pendek, itu semua dilakukan untuk menjaga kesopanan sebelum masuk kelingkungan
candi. Jika prambanan adalah candi peninggalan hindu maka Borobudur adalah sebuah candi budha yang terletak di borobudur, magelang. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya semarang, 86 km di sebelah barat surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut yogyakarta. Candi yang berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama budha sekitar tahun 800-an masehi pada masa pemerintahan wangsa
saylendra. Monumen ini terdiri atas
enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran
melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca budha. Stupa
utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi
oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca
buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap
tangan) Dharmachakra mudra (memutar
roda dharma).
Ada yang mitos yang mengatakan jika ada pasangan yang
naik sampai ke bagian teratas borobudur maka nantinya hubungan mereka tidak
akan berlanjut atau putus ditengah jalan. Banyak teman saya yang naik bersama
pasangannya sampai bagian tertinggi dari candi ini, semoga saja semua itu tidak
terjadi pada mereka toh hanya mitos saja. Hampir empat kami berkeliling dicandi borobudur tapi yang
membuat waktu berkeliling lama bukan bagian candi borobudur tapi di pasar yang
ada diwilayah candi ini yang menjual berbagai pernak-pernik yang menjadi
oleh-oleh candi borobudur jauh lebih ramai dikunjungi oleh para turis dibanding
candi prambanan.
Dan waktu sudah senja kami harus kembali ke bus yang
akan membawa kami pulang, selamat tinggal yogyakarta, selamat tinggal
borobudur, dan selamat tinggal semua kenangan yang baru saja selesai kami ukir
ditempat-tempat yang sudah kami lewati, setelah hari ini kami akan sulit untuk
bisa bersama lagi seperti detik-detik yang baru saja kami lalui. Walaupun bukan
saya yang berpisah dengan teman-teman dekat selam tiga tahun bersama ini, tapi
jelas saya merasa ada kerinduan yang dalam yang akan datang pada diri mereka
karena akan sulit menemukan waktu yang seperti ini. Saya lebih memilih untuk
tidur.
Kami sampai dirumah makan untuk makan malam dan
istirahat malam ini, setelah makan malam dan istirahat kami melanjutkan
perjalanan saya kembali tertidur dan saat bangun bus kami terkena masalah,
mesin tidak mau hidup terpaksa kami harus menunggu bus pengganti. Tidak tahu
apa nama tanjakkan tajam yang membuat bus kami tidak bisa bergerak lagi ini,
saya sudah terlalu mengantuk dan malas bergerak tapi jika tidak beranjak saya
tidak bisa kembali ke jakarta. Terpaksa kami harus berjalan kaki mendaki
tanjakan tajam ini, guru-guru dan kepala sekolah pun sama mereka berjalan kaki
untuk sampai diatas sana. Semua tampak kasihan karena mereka harus membawa
barang-barang mereka yang cukup banyak dan harus berjalan kaki cukup jauh. Setelah
menunggu beberapa jam akhirnya bus pengganti datang dan kami langsung masuk
lalu tancap lagi. Saya kembali menutup mata!
Pagi harinya kami sudah sampai di jakarta, saya
melihat semua peserta berkumpul menurut kelasnya masing-masing lalu mereka
tampak berat untuk saling melepas pergi dan berpisah hari ini, rasanya jika
boleh dan bisa maka mereka ingin tidak pernah berpisah dan menikmati waktu
seperti ini setiap saat namun dalam setiap pertemuan itu selalu ada perpisahan.
Jadi jika kamu berani bertemu maka bersiaplah untuk sebuah perpisahan.