Senin, 14 November 2016

SIAPA BILANG KAMI BENCI ORANG CHINA & AGAMA LAIN???

Kalau ada yang bilang kasus Ah*k sebagai isu SARA, kepentingan politik, cara merebut kekuasaan, penghancur persatuan bangsa, maka mereka telah salah paham. Mereka telah gagal paham!!! Justru Ah*k lah yang telah lebih dulu mengangkat isu SARA dalam kepentingan politiknya, justru Ah*k lah yang merusak persatuan dan kerukunan yang sudah kita jaga sejak zaman kerajaan, sejak masa penjajahan, bahkan selama 71 tahun kemerdekaan bangsa ini. Kami hanya ingin menjalankan apa yang kami yakini, dan menginginkan keadilan yang tertera pada sila ke-2, Pancasila! Itu yang kami harapkan terjadi pada hari ini!

Perlu di ingat kami tidak membenci orang Kristen dan kami tidak membenci orang China!!! Camkan, kami hanya membenci Ah*k yang telah menganggu, ingat hanya mengganggu dan tidak sampai merusak, karena kerukunan kami sampai saat ini masih terjaga. Saya adalah orang yang hampir setiap hari bergaul dengan orang Kristen dan orang China, camkan!!! Sekali lagi kami tidak membenci agama apapun, ras apapun!!!

Pemilik Lapak yang mengajarkan kedisiplinan waktu dan kebersihan

Saya menyewa sebuah lapak, pemiliknya adalah orang China -  Kristen. Hubungan kami berjalan dengan sangat baik bahkan si pemilik mengajarkan banyak hal, terlebih dia memahami kami sebagai orang Islam. Saya menggunakan kata 'orang' agar lebih dekat dan mudah memahaminya. Saya akui saya bukan orang yang disiplin waktu, bersih dan rapi  dalam bekerja. Tapi si pemilik selalu mengingatkan setiap hari, ketika pagi dia datang agar saya mematikan lampu, setiap pagi dia datang mengingatkan saya membersihkan halaman agar pelanggan senang melihatnya, setiap pagi dia datang menanyakan perkembangan usaha saya, dan setiap pagi dia datang saat usaha saya masih sepi dia selalu memotivasi "jika semua harus dimulai dari awal dan tidak mungkin langsung menjadi besar".

Satu kalimat yang begitu menyentuh hati dia pernah mengatakan,

"Lu harus jaga kebersihan kamar kalau kamar Lu kotor gimana Lu mau shalat, ibadah itu harus ditempat yang bersih." Saya merasa malu sebenarnya, karena terlalu sering shalat di kamar dan tidak berjamaah ke masjid, saya memberi kesan yang salah saat itu(mohon maaf, semoga bisa berubah) dan si pemilik memperhatikan.

Pada hari Jum'at, saya mau berangkat ke masjid sedang hujan deras. Si pemilik langsung mengeluarkan payung miliknya, menyuruh saya menggunakan untuk berangkat shalat Jum'at agar tidak terlambat. Bisakah kalian memahami perhatiannya, sifat baiknya. Bisa? Apa saya membenci orang China? Apa masih mau mengatakan kami membenci orang Kristen? Kami hidup rukun, jadi Ah*k jangan jadi penganggu kerukunan yang sudah ada. Si pemilik bahkan selalu bangga mengatakan jika ibunya berasal dari Sunda, hati sudah sangat Indonesia.

Kebiasaan setiap pagi itu akhirnya, membuat saya jadi berubah secara perlahan. Walau kini dia tidak datang lagi setiap pagi, saya masih mematikan lampu saat matahari terbit, membersihkan halaman, merapikan dagangan, menutup jendela kost setiap ingin keluar. Bekerja keras hingga larut untuk mendapatkan sebuah hasil yang diimpikan. Kebiasaan itu memberikan saya sebuah perubahan dan rasa percaya diri yang lain untuk jadi lebih baik. Maka patutlah saya berterimakasih pada orang China-Kristen ini, apa saya membencinya tidak bahkan sampai kasus Ah*k menguak ke permukaan dibesarkan lagi oleh media hubungan kami baik-baik saja, kerukunan tetap terjaga sebagai Indonesia yang satu.

Pemilik Grosir Acceaories yang Baik, Ramah, dan Berhati Indonesia

Setiap dua hari kami selalu berjumpa untuk kepentingan jual-beli barang-barang Accesories, setiap kali datang orang China - Kristen pemilik toko grosir selalu tersenyum dengan ramah, menyapa, lalu menanyakan saya mau minum apa? Pelanggan yang duduk lama walaupun hanya membeli satu barang saja selalu di sediakan air putih. Dari sinilah saya belajar menghargai pelanggan, belajar banyak cara berdagang. Mereka selalu buka pukul 10 pagi dan tutup jam 9 malam, setiap hari, konsisten, hanya libur pada hari-hari besar. Kita patut belajar tentang konsisten pada mereka.

Kami berasal dari daerah yang sama di Sumatra, kami mengobrol akrab dan membahas kisah masa kecil luar biasa dikampung. Dia bahkan tidak berbeda dengan orang Indonesia lainnya, dia suka bermain di laut, makan siput, kami menyebut siput untuk kerang yang menempel di pohon-pohon bakau direbus dan cara makannya dengan menggunakan peniti, apa yang dia ceritakan, sama persis dengan yang saya alami, ini jadi nostalgia kampung halaman yang manis untuk masa kecil kami.

Sempat sekali di tengah pembicaraan seorang user pribumi datang dengan cara yang tidak sopan untuk protes barang. Si kokoh datang menawarkan sebuah pilihan terbaik, saya pedagang dan saya mengerti jika pilihan yang diberikan adalah yang terbaik bahkan saya jarang memberikan pilihan itu. Tapi si pembeli yang tidak sopan menggunakan, kata 'dasar China' pada salah satu kalimatnya, bahkan saya sendiri merasa marah dan malu. Kenapa harus menggunakan kata tersebut, kata yang tidak tepat.

Terang saja si kokoh protes, saya hanya bisa diam. Ingin membela takut menambah kekisruhan karena si pembeli sangat emosional. Kokoh memilih mundur dan mengalah sedang pembeli semakin menantang. Sampai akhirnya pembeli pergi dan tidak mendapatkan pilihan apapun dan barangnya rusak begitu saja.

"Maaf koh, saya jadi malu. Cuma segelintir aja yang seperti itu, yang lain tidak." Saya langsung meminta maaf atas sikap pembeli tadi

"Iya gapapa, tapi Kenapa dia harus menggunakan kata China, bapak saya, Kakek saya, sudah lama tinggal di Indonesia mereka nelayan, saya berjuang sampai seperti ini jauh merantau dari Sumatra, saya orang Indonesia juga, hati saya Indonesia juga jadi Kenapa harus pakai kata China, Kitakan sama semua, punya suku masing-masing di Indonesia yang beragam ini." Kokoh benar.

Kami selalu berjumpa setiap dua hari sekali, kami tetap akrab. Saya pribumi dan muslim, dia China dan Kristen. Biasa saja, semua berjalan dengan baik, hubungan kami sangat akrab. Lalu siapa yang mengadu domba? Jelas Ah*k yang ingin merusak hubungan kami yang sudah harmonis, yang tidak merusak bhinneka tunggal Ika.

Veteran Perang yang Mengingatkan untuk Selalu berdoa Meminta kepada Tuhan agar Usaha Lancar

Salah satu pelanggan yang datang ke toko adalah seorang veteran Angkatan Laut. Beliau juga merupakan penulis sebuah buku dengan judul "Bangkit & Pantang Menyerah"

Beberapa wejangan yang beliau berikan, bahkan kami baru saling kenal pagi ini. Kami sudah akrab dan beliau berkisah tentang banyak hal, cobaan hidup, proses mencapai kesuksesan hingga beliau pensiun dari semua aktivitas yang kini hanya disibukkan sebagai pengajar di sebuah universitas. Beliau adalah orang china yang menjadi angkatan laut Indonesia pada masanya, beliau juga seorang pebisnis, dan pendidik yang telah menghasilkan banyak orang hebat di negeri ini.

Walau belum sempat membaca buku karyanya dari bahasa yang dia sampaikan menunjukkan sebuah kisah yang menarik. Menjadi orang China diantara pribumi di angakatan laut pada masa itu amatlah sulit bagi dirinya. Dia juga memberikan sebuah pesan penting untuk saya,

"Usaha itu seperti bayi yang baru lahir, pertama lahir kita akan berusaha mengenal sekeliling. Mengenal pasar, pelanggan, dan sebagainya tapi perlahan kita akan berjalan, barulah mencapai sebuah kesuksesan. Tugas kita adalah berusaha, dan mintalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh apapun yang kita inginkan. Percuma saja kita bekerja keras, berusaha sekuat tenaga tapi kalau yang diatas tidak berkehendak semua akan percuma." Sepanjang pembicaraan dia selalu menonjolkan betapa pentingnya doa, doa, dan doa.

Saya hanya ingin mendengar pendapat beliau tentang Ah*k, beliau adalah orang China dan Kristen. Beliau mengatakan jika program kali bersih bukanlah program Ah*k melainkan sudah ada sejak zaman Foke memimpin. Tapi pencitraan yang berlebih membuat masyarakat buta akan kenyataan. Kami akrab, saya tidak membenci orang China dan Kristen.

Malam hari saya datang ke Opung, seorang veteran tentara baik hati nya, santun bicara, tegas sikapnya. Beliau pemilik kost-an yang sudah bertahun-tahun kami tempati silih berganti kami datang menempati kost milik Opung. Rencana kedatangan adalah untuk sewa tempat buat usaha. Tapi Opung menceritakan sejarah, perjuangan, perbedaan masanya dengan masa kini, mengingatkan betapa pentingnya pemuda yang memiliki semangat juang untuk merubah diri jadi lebih baik.

Jika zaman dulu Opung bilang, perjuangan untuk mendapat pendidikan yang layak sungguh luar biasa beratnya. Tapi masa kini pendidikan yang layak mudah didapat namun pemudanya sungguh lemah dan pemalas. Opung menekan betapa pentingnya membaca dan menuntut ilmu.

"Ingat!! ilmu itu datangnya dari Tuhan yang maha kuasa maka berdoalah, meminta lah pada sang pemilik ilmu. Tidak akan jadi apa-apa kita jika Tuhan tidak berkehendak, jika yang diatas tak memberi." Opung juga mengingatkan agar bekerja keras dalam usaha nanti, jangan mudah menyerah. Opung akan memberikan bantuan apapun jika ada pemuda yang serius ingin merubah nasib. Di meja Opung terdapat banyak Injil tersusun rapi, serta buku keagamaan lainnya yang saya tidak paham apa isinya. Opung adalah seorang Kristen yang taat, Opung terlahir dari seorang ibu muslim dan ayah Kristen.

Sudah belasan tahun kami mengenal Opung, selama itu juga dia selalu ramah pada anak-anak kost nya. Dia selalu tampil santai mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Opung membuat kami kagum, bisa saja dia menghabiskan hari tuanya dengan bersantai menggunakan tunjangan pensiunnya tapi Opung membagikan tunjangan pensiunnya kepada bawahannya. Masa menjadi tentara beliau memiliki pangkat yang cukup tinggi.

Dari beberapa cerita diatas apakah kami membenci ummat agama lain? Apa kami membenci orang China? Kami hanya membenci Ah*k seorang si penista agama, tidak dengan yang lain!!! Kami hanya membenci Ah*k seorang si penganggu kerukunan bangsa ini, tidak yang lain!!!

Jumat, 11 November 2016

JANGAN KAU GANGGU, INDONESIAKU

Tanah air ini, sejak pertama aku telah jatuh hati
Dia yang pertama memberi kesempatan menatap dunia
Merasakan udara pagi
Tempat kaki berpijak dalam riang tawa bersama Mama

Tahukah kamu seberapa aku cinta padanya?
Datanglah buat satu masalah saja dengannya
Aku siap berdiri untuk mati demi membela
Aku siap memasang badan, sebagai tameng hidup yang nyata

Aku sematkan hati sejak pertama berjumpa di tanah ini
Terimmakasih Tuhan, terimakasih ibu pertiwi, aku terlahir pada negeri penuh keindahan
Ketenangan laut yang nyaman, pegunungan yang damai
Kemanapun melangkah yang aku temukan kebahagiaan

Jangan biarkan satu orangpun, mengusik apa yang sudah berjalan
Apa yang mengalir dengan bhineka tunggal Ika
Tetaplah jadi Indonesia biasa, walau terus berganti zaman
Jangan ganggu, jangan berani kau ganggu, Aku sudah bahgia

Kamis, 10 November 2016

ENGKAU SAMA DENGAN AKU, JIWA MUDA!!!

Jiwa muda, engkau sama dengan aku
Jiwa muda, malas mendengar saran, kuat pada pendirian
Obsesi berlebih bisa menjadi abu, sia-sia akan menjadi debu
Kita sama kuat bertahan, terlalu yakin pada kesalahan

Aku faham, didada kita ada api yang membara
Memandang pada sisinya, melakukan pembelaan berdasarkan isi kepala saja
Kita bisa berdiskusi, tapi soal agama tak ada kompromi
Aku muda, engkau muda, kita jiwa muda, ingat soal agama tak ada kompromi

Kita sedang berada dimasa manusia suka bermain kata
Menyusun kalimat demi pembenaran bukan kebenaran
Kita ada pada masa dimana hukum yang selaras pada uang, harta semata
Kita ada pada masa, jiwa muda mudah terprovokasi media-media pengalih perhatian

Kita jiwa muda, mudah teradu domba
Padahal sandiwara sedang dimainkan si sutradara jahanam
Kita jiwa muda bisa berpegang tangan bersatu pada tujuan yang sama
Membela agama dari para manusia yang gagal paham

Maka mari genggam tanganku, dengarkan ulama, merekalah wajah terakhir yang dapat dipercaya
Yang tidak bersandiwara, yang berperan sesuai kodratnya
Kobarkan api yang membara didada
Kobarkan lagi hingga ia membakar, mari melangkah bersama, kobarkan lagi, ini saatnya membela agama

Rabu, 09 November 2016

Arogan Sekali Anda, Tuan!!!

Arogan sekali anda, tuan!
Nama Anda dicoret setitik, penegak hukum turun, perintah bertubi, penjara, siksa
Tapi ketika ayat Allah dinistakan
Anda diam tak bertaji, berpura bodoh, tak tahu arah pulang, bersembunyi dibalik semu bayang-bayang dusta

Anda terlalu kuat melampaui yang Anda bayangkan
Sampai Anda sendiri lupa dimana berpijak
Di tanah yang  merdeka karena pekikan takbir para pahlawan
Disana tempat anda beranak

Arogan sekali Anda, tuan!
Bermain dengan Tuhan seolah lupa
Lupa bila mati sedang menanti-nanti dipintu depan
Sekantong buah busuk yang kami cari ternyata satu gudang yang anda tunjukkan sendiri, Salah Anda telah salah mengira!

Kami selama ini menonton sandiwara yang Anda perankan
Bukan kami tidak paham
Tapi Anda terlalu jauh malam mengambil peran yang salah
Sehingga buat jiwa, raga, hati kami marah

Siapa Anda? Arogan sekali, tuan!
Kemari hampiri kami, yang didalam cerita Anda sebagai emas
Di kehidupan nyata Anda pada 4 November  jadi sampah jalanan
Sebegitukah, sebegitukah ketakutan Anda akan peran yang terbongkar, sebegitukah Anda cemas!
Arogan sekali Anda, tuan!!!

Sabtu, 05 November 2016

AKSI 411, KAMI TURUN MENGAWAL HUKUM!!! MANA MUNGKIN MEMBENCI KALIAN???

411, masih terngiang dikepala. Buat yang tidak mengerti jangan banyak bicara! Jangan menerka-nerka! Jangan berburuk sangka! Biar seorang yang turun ini menjelaskan sedikit, jika salah maka benarkan! 411 tujuan kami hanya meminta bapak Presiden Joko Widodo meluangkan waktu sedikit disaat jam istirahat makan siangnya agar mendengar isi hati umat muslim Indonesia yang gerah karena prilaku anaknya emasnya.

Tujuan kami turun ke jalan ditengah hari itu, untuk meluruskan hukum yang hanya mengincar mereka-mereka yang kecil, mereka-mereka yang tidak istimewa, mereka-mereka yang tidak berkuasa. Kami turun hanya meminta 1 orang penista agama yang jelas sudah salah, yang jelas bersalah untuk diproses sesuai hukum yang berlaku, hukum yang kita banggakan selama ini, hukum yang sama yang telah menjerat Jessica berbulan-bulan lama prosesnya, hingga menjadi sinetron kejar tayang di tv-tv kami. Hukum yang telah memenjarakan seorang nenek pencuri kayu, hukum yang telah memenjarakan seorang pencuri sendal, hukum yang telah memenjarakan teroris-teroris yang "kalian bilang", hukum yang telah menjerat pencopet-pencopet imut, pencuri nakal, pembunuh, pemerkosa, hukum yang telah memenjarakan mereka semua.

Kami turun untuk melihat hukum yang kita banggakan bersama, hukum di negara ini tegak. Bukan hukum yang pilih kasih, katanya si penista telah meminta maaf maka maafkanlah. Agama kalian mengajarkan itu. Benar!!! Tapi apa seorang pencopet, pencuri, perampok, pemerkosa dan pembunuh yang telah meminta maaf kalian bebaskan? Ada proses yang harus diikuti. Cobalah sejenak buka mata hati, sesaat..... Saja!

Kami turun bukan membenci non-muslim, ingat!!! Kami tidak pernah berlaku dzalim kepada non-muslim. Buktinya kami membiarkan katedral tetap berdiri kokoh, masih tampak indah pada tempatnya, tidak lecet sedikitpun. Jika kami membenci non-muslim, untuk apa kami membiarkan adanya demokrasi? membiarkan hal ini terjadi, bisa saja sejak lama kami bangkit, tapi bukan itu yang diajarkan pada kami oleh agama kami. Kami turun bukan untuk membuat kerusuhan, ingat!!! Sampah sekecil apapun kami pungut, sisa-sisa koran shalat Jumat kami rapikan lagi, taman yang sebelumnya media besar-besarkan rusak karena pendemo, utuh tak rusak sedikitpun. Jadi naif benar bila ada yang membuat kerusuhan saat Aksi Damai kami, berpikir jernihlah akan hal itu. Kami berpakaian putih dengan celana rapi, duduk tenang, berdiri santai, mendengarkan orator-orator kami membakar semangat agar kami tetap  berdiri untuk membela kitab suci kami yang dinistakan, kami berdiri kokoh hingga malam hari menunggu pemimpin negeri ini yang lari, kami terus menanti, sesekali,

"Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar" takbir kami kumandangkan agar hati kami tenang tidak tersulut emosi, agar kemarahan, dan kebencian diletakkan pada tempat yang tepat. Tapi entah bagaimana bisa ada penyusup-penyusup yang nampak jelas memperkeruh keadaan, memanfaatkan suasana. Agar kami dicap sebagai agama yang brutal, agama yang anarkis, agama yang hobby membuat kekacauan. Komandan kami adalah ulama kami, komandan kami berdiri paling depan memasang badan, menjadi tameng dengan jantannya melindungi prajurit-prajuritnya. Mana mungkin ulama kami memerintahkan untuk membuat kericuhan disaat mereka terus memberikan ketenangan di hati kami dengan shalawat dan takbir. Kami turun untuk aksi damai,

Tapi untunglah saat ini mata-mata kalian sendiri sudah faham akan hal itu, hati kalian menyadari itu, walaupun mulut kalian terus mengungkirinya dengan kalimat kebencian. Sebenarnya kalian faham jika mereka yang rusuh bukan bagian dari kami, yang memulai bukan kami, kami tidak berlaku demikian. Tengoklah ulama-ulama kami, maka kamipun demikian. Karena kami mempercayai ulama kami. Kini terimakasih pada hati-hati kalian yang telah mengakui kebenaran meskipun mulut kalian terkurung pada gengsi yang dituhankan, pada uang di puja-puja, pada jabatan yang dibangga-banggakan, terimakasih hati kalian telah menyadarinya. Kebenaran adalah kebenaran, hati tidak mungkin menolaknya. Ingat akan hal itu. Kami turun untuk mengawal fatwa MUI, dan mengawal agar hukum di negeri ini berjalan sesuai dengan yang seharusnya!!