Rabu, 05 Oktober 2016

Siapa Anda sebenarnya? Beraninya Menyikut Keyakinan Kami!

Saya hanya ingin bertanya, sebenarnya apa yang Anda kejar dari sebuah jabatan? Kekuasaan atau harta? Atau sesuatu yang lebih besar yang sedang dalam perencanaan? Mengapa selama Anda menjabat lebih banyak sensasi dibanding hasil? Saya hanya seorang pemuda yang doyan memperhatikan meme-meme lucu di Instagram dan medsos lainnya. Bahkan meme lucu ini lebih mendidik dibandingkan dengan cara Anda bertingkah, apakah hati Anda sudah terlalu gelap sehingga menyinggung sebegitu banyak masyarakat Jakarta hanya untuk sebuah kekuasaan yang terus Anda kejar hanya lima tahun ke depan yang tidak abadi, maaf bukan masyarakat Jakarta saja yang tersinggung, Indonesia, bahkan Muslim dunia.

Hari ini adalagi ucapan baru Anda yang menggegerkan pemberitaan, saya cuma mampu menulis jadi saya menulis, dan saya tidak suka anarkis. Kalau saya anarkis Anda bilang teroris, kalau saya anarkis Anda pasti bilang,

"Katanya agamanya mengajarkan kedamaian terus kenapa anarkis?" Anda sekalian mengerti akan ajaran agama kami yang damai, tapi kenapa melarang menjalankan perintah agama kami yang lainnya untuk memilih pemimpin Muslim? Bukankah itu sudah mencampuri apa yang seharusnya jadi batas yang tidak Anda lewati? Kalian hanya suka meletakkan air dingin dimeja kalian sedang membiarkan kami haus ditengah gurun, bukan begitu?

Ini memang kompetisi untuk menjadi yang nomor 1 di Jakarta, tapi Anda jangan menyakiti hati orang lain untuk sifat haus kekuasaan Anda. Janji Anda yang manis untuk membangun itu tidak memberikan sebuah kesejahteraan. Membangun dalam kamus Anda tidak diselipkan kata sejahtera bagi masyarakat Jakarta, oleh karena itu banyak orang yang sakit hati. Orang-orang itu, jika mereka tidak legowo maka ada banyak sumpah yang bertebaran menghampiri Anda. Sejak kemarin saya tidak suka menulis tentang politik apalagi membahas Anda gubernur DKI, tapi Anda sudah menyinggung hati saya dengan kalimat ini,

"Kalau Bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin dengan surat Al Maidah 51, macem macem itu. Kalo bapak ibu merasa ga milih neh karena saya takut neraka,dibodohin gitu ya gapapa" Anda bilang begitu ketika berkunjung ke Kepulauan Seribu dan diunggah ke youtube pada senin (26/9/2016). Apa surat Al-Maidah ayat 51 telah membodohi Muslim? Saya bertanya balik kapan Anda lahir ke dunia? Sudahkah Anda mempelajari seluruh ilmu yang ada di jagat raya ini? Apa pencapaian terbaik anda? Siapa Anda sebenarnya? Sehingga begitu berani menentang kitab kami!

Sensasi Anda sudah berlebihan, cukup Anda menggusur masyarakat miskin lalu membela orang kaya yang membangun rumah ditepi laut, itu sudah cukup menyikut hati bapak Jokowi bukan? yang tahu rasa sakitnya menjadi korban penggusuran, itu tidak masalah karena Anda beralasan itu tanah milik negara. Tapi ketika kalimat yang Anda ucapkan di kepulauan seribu kemarin, kalimat itu sangat menyakitkan kami masyarakat muslim, Anda mungkin tidak mengerti tentang Al-Quran bisakah setidaknya menghormati. Apa yang ada dalam Al-Quran adalah kewajiban kami untuk mentaati, saya jadi ingin bertanya Anda ini sebenarnya siapa? Pejabat publik, penggusur, preman yang Anda sendiri minta juluki, atau musuh Muslim, dengan beberapa kalimat yang mulai membuktikan itu? Anda siapa?

Saya juga mau bertanya pada teman Muslim,

"apa kalian memakan babi?"

"Haha, Haha, ya jelaslah tidak! Itukan haram." Kalian akan menjawab seperti ini sambil menganggap ini pertanyaan bodoh yang tidak perlu lagi dilontarkan. Iya dalam Al-Quran ada empat ayat yang melarangnya. Kita Muslim mampu mentaati sepenuhnya, hebat luar biasa.

"Lalu kenapa kalian memilih pemimpin non-muslim?" Sebagian kalian akan terdiam membisu menyadari kekeliruan tapi terhalang kepentingan, sebagian yang lain akan mencaci-maki, ada juga sebagian yang akan terus mengorek-ngorek logikanya untuk mencari pembenaran, begitu bukan? Ada lima belas ayat, bukan, empat ayat yang melarang kita untuk tidak memilih pemimpin non-muslim. Empat ayat bisa ditaati sepenuhnya oleh seluruh Muslim lalu mengapa lima belas ayat yang jelas hampir empat kali lipatnya tapi ada banyak yang menentang, terlalu sulitkah lari dari kepentingan dunia sampai-sampai menggadaikan perintah Allah Subhana Wata'ala.

Sekali lagi saya ingin bertanya siapakah anda Bapak Gubernur yang terhormat? Begitu berani menyikut keyakinan kami! Takkan ada asap kalau tak ada api Bapak Gubernur! Sebisa mungkin kami berusaha tidak anarkis agar kami tidak dianggap teroris. Biarkan kami dengan agama kami, dan Anda dengan agama Anda! Mari kita saling menghormati dan menghargai!

Tidak ada komentar: