Senin, 12 September 2016

Hobby Kami, Kekeluargaan!

Selesai shalat Idul Adha, gua kembali ke kios bersama Adji. Hari ini tugas gua menunggui kios yang tutup karena semua orang yang ada ditoko ingin pergi berlibur. Gua sudah terlalu sering berlibur kini saatnya gantian memberi kesempatan yang lain. Mama, abang, kakak, kakak ipar, serta dua orang lainnya berangkat jalan-jalan ke masjid kubah mas yang dulu sempat booming di indonesia. Mereka berangkat setelah shalat ied, gua sudah berencana untuk tidur seharin karena sejak shalat tadi mata berat sekali.

Selesai sarapan gua menghamparkan kasur, menyetel musik di handphone lalu lelap. Kemarin sejak pagi gua datang ke rumah Kak Awi, tempat teman-teman jakarta kumpul. Kami main PS sejak pagi, saat gua datang dengan rusuh  buat mereka tidak tidur lagi. Afwan, gading, kak saturi, kak wahyudi, kak Kholik, kini adji juga ikut. Kami main PS, sisanya mengeluarkan lagi sisa kartu gaplek semalam untuk digelar lagi. Bagi yang kalah gaplek, hukumannya harus minum segelas kecil air putih. Ketika pertandingan PS antara kak Kholik dan Gading ada sebuah perseteruan besar diantara mereka. Sepanjang laga psywar terus dilakukan, yang kalah harus cium tangan lalu diabadikan.

Gading kalah dengan score telak, 6-3 membuat gading mencium tangan kak Kholik 3 kali gua mengabadikan dalam bentuk video. Gading yang tidak terima akhirnya enggan bergeser dari tempat duduknya tidak sesuai aturan. Dia ingin balas kekalahannya,

"Ayo lagi, yang kalah cium tangan dikali 2 ya dari selisih goal cium tangannya." Tantang Gading dengan logat lombok yang masih melekat, kami yang sedang menyaksikan mereka riuh sambil berteriak ayo lagi, lagi, lagi. Kak Kholik terpancing, mereka bertanding ulang, sepanjang laga gading terus memanas-manasi kak Kholik. Gading adalah salah satu calon TKI yang akan berangkat ke Saudi. Sebenarnya di Kost Afwan ada puluhan TKI, tapi hanya beberapa orang yang bisa akrab dengan kami sehingga kemana kami pergi, dia selalu diajak untuk bergabung. Dulu ada bang umar, mahfudz mereka sudah berangkat beberapa hari yang lalu ada Tony yang sudah berangkat juga. Dia kini sering share photo suasana di Mekkah, untuk beberapa yang akrab dengan kami komunikasi terus berlanjut walau mereka telah pindah ke saudi. Sekarang tinggal Gading calon TKI yang masih akrab dengan kami, yang lain sudah berangkat.

Kak Kholik akhirnya kalah, sesuai aturan. Gading dengan bangganya menyerahkan tangannya pada kak kholik. Kak wahyudi dan Kak saturi mengabadikan moment tersebut kemudian share ke grup whatsapp kami. Kami semua tertawa melihat kak Kholik termakan oleh ajakan Gading yang kini buat dia harus menerima kekalahan memalukan.

"mbon, masa lu kalah sama TKI. Biar gua balasin mbon. Gua otw mbon." Bang Topik yang sedang mengurusi proyek kambing qurban disekitaran depok melihat photo tersebut terpancing untuk merapat.

"masak nasi dulu, nanti beli lauk buat makan." Saran kak Awi yang baru bangkit dari singgasananya. Afwan yang paling muda di antara kami langsung ditugaskan masak nasi. Gua dan kak Awi mengisi posisi PS yang kosong, beberapa pertandingan berlalu. Suara motor terdengar, kak Kholik dengan iseng mengunci pintu karena tahu orang paling berisik dan paling lucu diantara kami datang siapa lagi jika bukan bang Topik. Manusia terbocor diantara kami, karena mulutnya seperti tidak disaring. Tapi siapapun yang mengenalnya akan cuek saja dengan tabiatnya malah tertawa menyaksikan ocehan-ocehannya. Hebatnya dia, dia tidak pernah bersandiwara didepan siapapun untuk dinilai baik. Dia tetap menjadi dirinya dihadapan siapapun.

Pintu akhirnya dibuka, kuncian tadi hanya bagian dari canda kami.

"mbon, mbon mana tadi yang ngalahin lu. Sini biar gua bantai. Gua ajarin caranya main mbon." Ujar bang Topik dengan suara berisik yang khas. Kami tertawa, ambon adalah panggilan baru untuk Kak Kholik dari bang Topik yang memang berkulit gelap padahal aslinya dia dari kalimantan.

"Ding, gading. Gua lupa rescucer belum gua cetekin. Tolong turunan kaga mateng nanti." Sudah 15 menit berlalu, afwan ternyata lupa bagaimana bisa jadi nasi? Kami menyoraki wawan atas keteledorannya. Wawan diam saja. Gua masih asyik main dengan kak Awi,

"Bang, bang." Panggil istri kak Awi.

"Iya sebentar lagi main." Kak Awi sudah menikah,

"Ini gimana nasinya mau mateng, yang dimasak apa yang dicolok apa?" Afwan langsung lari ke dapur, suasana semakin riuh. Semakin ramai, ditambah lagi kehadiran bang Topik afwan habis di bully. Gua cuma jadi tim tertawa. Dasar afwan ada saja kelakuannya yang buat dia disalahkan, gading juga yang sudah menurunkan pengatur rescucer tidak menyadarinya hanya sekedar menurunkan.

Waktu sudah siang, hari ini gua ada jadwal ke cibinong untuk mengantar handphone service yang rusak parah dan sulit dikerjakan. Di cibinong mereka semua adalah master handphone, yang terpenting mau berbagi rejeki karena memberi harga bersahabat yang masih memberi kami keuntungan. Gua pulang ke kios menyiapkan semuanya, terpaksa harus meninggalkan kumpul-kumpul weekend ini.

Beberap jam ditoko, hingga zuhur selesai gua kembali ke rumah kak Awi. Saat datang lauk masakan padang sudah tersedia layaknya prasmanan. Kebetulan gua belum makan, nasi juga sudah matang. Afwan membuat es teh manis, buat menu siang ini begitu menggugah. Kebersamaan ini yang buat makan siang ini akan terasa 10x lebih nikmat. Kami membagi rata nasi kemudian menuangkan sayur serta lalap ke piring masing-masing, lauk ayam serta ikan tetap lada tempatnya mengambilnya dengan cara mencomot. Kenyangnya! Gua langsung memberi tawaran adji mau ikut gua atau tetap disini. Dia memilih untuk ikut. Kami berangkat dalam suasana terik.

Belasan servicesan gua letakkan, kemudian mencari beberapa pesanan barang untuk counter abang. Seperti biasa gua menuju masjid dilantai paling atas untuk shalat ashar, kemudian merebahkan tubuh disisi belakang masjid sambil menunggu. Adji langsung lelap, gua asyik dengan blog untuk melanjutkan tulisan-tulisan tidak penting ini tapi berharga sebagai kenangan masa muda gua.

Sampai adzan maghrib berkumandang, kami kembali berjamaah kemudian turun ke lantai bawah menuju tempat service.

"Dua lagi ya." Ucap bang Wendy, humas tempat service ini. Gua mengangguk adji tampak resah.

"Kenapa lu?" tanya gua.

"Sempet kaga ini futsal?" tanyanya balik.

"Sempet, ini baru jam setengah tujuh. Kesana paling sejam." hanya beberapa handphone yang selesai satu barang harus ditinggal karena kesulitan tinggi. Kami bergegas pada kondisi jalan yang becek karena tersapu hujan tadi.

Selesai meletakkan servicesan gua mengambil pakaian futsal serta sepatu lalu bergegas ke kalimalang. Sejam perjalanan kami sampai, baru ada ghofar si penggemar MU yang harus patah hati semalam karena harus mengakui kekalahan dari klub sekota man city yang kini ditangani Pep Guardiola pelatih dengan segudang trophy hanya dalam beberapa tahun masa kepelatihan, kemenangan itu juga buat city jadi peraih point sempurna tanpa kekalahan. Kami harus menunggu,

Pelan tapi pasti perlahan semua datang, kevin menyusul diikuti bang Sahuri, boleh dibilang dia kapten kami di tim futsal. Lalu afwan dan kak Kholik yang dari depok juga. Nanang datang bersama, pacarnya! tumben! Lalu fahad, teman arab kami yang bertubuh raksasa, Fadil salah satu mahasiswa UNJ anak dari Ustadz petinggi pesantren kami, lalu beberapa teman fadil. Kami berjumlah 13 orang, termasuk sedikit. Biasanya kami bisa membentuk 4 atau 5 tim, dengan aturan setiap 2 goal ganti, bagi tim yang 3 kali menang juga harus diganti.

Malam ini gua kalah terus, fahad dan teman-temannya bermain baik, mereka kuat dan punya fisik mumpuni beda dengan gua dan yang lain kurus kering kurang gizi. Satu jam berlalu permainan selesai,

"minggu depan dapat bonus sejam ya. Jadi semua harus dateng kita maen dua jam." Bang Sahuri memberi informasi, setiap 10 jam kwitansi bisa kami tukarkan dengan satu jam gratisan. Waktu menunjukkan pukul 21:30, gua menelpon ke kios. Jawaban menyebalkan dari si pengangkat buat gua malas pulang. Gua dan adji pergi ke pesantren di cipinang cempedak tempat kami dulu mengeyam pendidikan SMP untuk numpang tidur. Tadinya kami hendak tidur di Guest House, berhubung ada tamu lain panitia qurban idul adha besok kami harus bergeser ke kantor Pesantren. Sofa menjadi kasur kami malam ini, gua menyetel alarm pukul 04:10 agar bisa kembali ke depok pagi untuk shalat ied.

Nyamuk malam ini buat gua tidak bisa tidur nyenyak, kipas tidak sanggup menghalau nyamuk yang datang. Gua kewalahan, menghadapi nyamuk-nyamuk. Buat gua cuma tidur ayam saja, selamat malam jakarta!!

Tidak ada komentar: