Rabu, 07 September 2016

Keresahan Pagi

Deru kendaraan beberapa saat lalu-lalang jelas terdengar, pagi menjelang. Mata terbuka, gua mengambil handphone dengan mata masih setengah terpejam menatap waktu yang tertera,
'ah masih jam 03.57. Kenapa juga mata terbuka?' gua kembali memejamkan mata tapi tidak mudah bahkan mata cenderung kehilangan kantuk. Memang belakangan ini banyak hal yang membuat gua sulit tidur nyenyak.

Mata gua pejamkan kembali, tapi tak kunjung tertidur malah teringat lapak di cawang yang baru saja gua sewa untuk usaha counter pulsa dan aksesories kecil-kecilan karena dana yang terbatas. Counter belum buka karena lapak masih harus dirombak, gua sudah meminta pak Yani, tukang yang bekerja di DPP(dewan pimpinan pusat) ormas pemilik pesantren tempat gua dulu sempat mengeyam pendidikan semasa SMP untuk merapikan lapak. Sayangnya beliau tidak lagi bebas seperti dulu, karena kini sudah diangkat jadi karyawan yang membuat dia harus kerja sesuai dengan jam karyawan masuk pukul 09.00 dan pulang jam 17.00. Gua masih harus memunggu sampai dua hari kedepan, sabtu nanti baru dia bisa merapikan lapak yang alaladarnya tersebut. Lapak peninggalan tukang buah berukuran 2'5x1'5, sementara diisi barang-barang oleh pedagang ayam goreng.

Ada rasa tidak sabar ingin memulai usaha baru ini, tempat baru, suasana baru, persaingan baru. Padahal beberapa hari sebelumnya gua sempat pesimis karena tepat dilingkup yang sama ada indomart yang jelas juga menyediakan layanan pulsa dan token listrik juga. Tapi entah mengapa ada semangat yang mengetuk agar berani mengambil keputusan untuk tetap berjalan ke depan dengan optimis, jika dengan kerja keras dan usaha yang maksimal gua bisa menjalankan usaha ini sampai menghasilkan nanti.

"bisnis yang baik itu apa yang sedang dijalankan bukan berupa perencanaan-perencanaan." Reza pahlevi, teman sekolah dimasa SMK melafalkan kalimat yang melecut gua untuk berani mengambil keputusan kala gua sempatkan diri datang ke cafe miliknya di kalibata city. Dia masih muda dan elegan tapi sudah memiliki segudang pengalaman, mulai dari travelling ke berbagai negara sampai memasuki berbagai bidang pekerjaan dinegara yang berbeda-beda juga. Teman yang membanggakan karena selalu berani mencoba hal baru tanpa pernah dia ragu akan kegagalan. Kali ini dia masuk ke dunia kuliner, semoga sukses kawan.

Pagi menjelang terdengar sayup-sayup adzan dari kios tepi jalan yang merupakan counter besar milik abang gua tempat gua belajar selama 4 tahun. Gua masuk ke kamar mandi membasuh bagian tubuh untuk berwudhu kemudian shalat dua rakaat, zikir sesaat dan tidak lupa mendoakan orang tua. Selesai shalat mata belum juga terpejam, gua buka medsos mulai dari facebook, instagram, twitter tidak ada yang menarik. Lalu sekilas terlihat logo blogger yang kembali memancing gua untuk mencatat keresahan yang membuat mata tak mau terpejam lagi.

Kucing kecil gua terbangun mengusap-ngusapkan tubuhnya pada lengan gua yang sedang asyik menulis di handphone, tapi tidak menghilangkan pikiran tentang counter di cawang. Etalase second yang sudah gua beli online di klender belum diambil, spanduk belum didesain, desain toko yang belum fix membuat gua terus merancangnya secara acak dikepala. Yang jelas akan ada kerja keras diawal buka nanti, masa perkenalan selama 2bulan akan membuat gua bosan. Semoga saja tidak sampai sebulan counter sudah ramai, memanfaatkan indomart yang sudah ramai, ditambah kuliner yang tidak pernah sepi dikunjungi orang-orang perkantoran sekitar.

Deru kendaraan semakin ramai terdengar, kamis pagi orang-orang sepagi ini sudah hilir mudik untuk berangkat kerja ke jakarta. Dari depok ke jakarta butuh waktu 45 menit jika lancar, semasa kerja dulu saat macet gua menghabiskan waktu 2'5 jam untuk sampai ke prumpung dari cilodong. Waktu yang sia-sia. Kini gua meluangkan waktu untuk berjudi dengan keadaan, melacak peluang untuk menjadi uang. Hidup gua lebih terlihat seperti luntang-lantung tak jelas, padahal didalam kepala berpikir keras cara menemukan kehidupan. Rejeki Allah telah mengaturnya tinggal bagaimana cara kita menjemputnya itu saja. Pagi menjelang gua harus membuka rolling door toko untuk mulai berjualan lagi. Mari merangkai hidup untuk menggapai berkah dunia-akhirat

Tidak ada komentar: