Rabu, 05 September 2012

Jalan-jalan ke ANYER (1)




Setiap liburan seringkali kita menghabiskan waktu untuk berwisata ke berbagai tempat misalnya saja untuk kita yang berada diwilayah jakarta, maka pilihan wisatanya ada ancol, kebon binatang ragunan, TMII, Monas, dan beberapa tempat lainnya. Tapi warga jakarta tidak hanya akan berlibur dijakarta saja tapi mereka juga akan pergi berlibur keluar daerah misalnya kepuncak bogor, ke anyer banten, dan daerah-daerah lainnya. Berwisata merupakan tradisi yang menyenangkan karena waktu liburan dihabiskan bersama sanak saudara, menikmati waktu luang yang jarang dimiliki orang-orang yang terus-menerus disibukkan oleh aktivitas kerja.
Kali ini saya hanya ingin menuliskan tentang perjalanan saya ke pantai anyer. Saya dan kawan-kawan sudah merencanakan perjalanan ini sejak jauh-jauh hari ketika hari H tiba, banyak kawan yang tidak siap. Rencananya kami akan berangkat 5 sepeda motor namun karena beberapa sahabat berhalangan maka yang siap hanya dua sepeda motor saja, kami tetap berangkat. Kami memutuskan untuk pergi ke anyer disaat hari kerja untuk menghindari kepadatan dijalan.  Stratei kami  selanjutnya untuk menghindari kemacetan di jakarta maka kami memutuskan untuk berangkat pagi dini hari. Tepat pukul 03.00 kami berangkat dari jakarta, dari tempat kami yang berada di cawang jakarta timur benar saja jalanan sangat lengang namun ketika kami sampai dikuningan terjadi hambatan hujan turun, kami berhenti sejenak di POM bensin sekaligus mengisi bensin, setelah lama menunggu hujan tak kunjung reda kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan meskipun berhujan-hujanan. Saya dan kawan-kawan berpikir hujan akan berhenti dalam beberapa jam saja.
Hujan tak kunjung berhenti kami sudah sampai diwilayah tangerang, ada satu kebingungan diantara kami semua karena gelap kami kesulitan membaca arah jalan, karena kami pemuda semua maka dengan nekat kami tetap melanjutkan perjalanan walaupun tak tahu arah. Kami ikuti saja petunjuk arah yang mengarah ke serang. Sampai akhirnya kami benar-benar buta arah ditambah lagi hujan yang tak kunjung berhenti, karena kedinginan kami berhenti disebuah watung kaki lima untuk memesan beberapa gelas kopi dan makanan ringan untuk mengisi perut yang keroncongan. Karena tidak tahu harus kemana maka kami coba bertanya kepada pemilik watung. Dia menyuruh kami terus mengikuti jalan hingga tembus ke legok katanya dari sana kami disuruh kembali bertanya. Kami mengikuti saja kata pemilik warung kami terus mengikuti jalan yang diarahkan sampai kami tiba dipermukiman BSD, selanjutnya kami terus mengikut petunjuk jalan. Rasanya kami hanya berputar-putar saja dijalan kecil yang ada.
Hujan tidak kunjung berhenti juga sedikit lagi kami akan mencapai serang setelah berjalan dalam waktu yang sangat lama. Kami memutuskan untuk berhenti disebuah warung kopi karena sudah tidak tahan lagi dengan udara dingin, tubuh saya menggigil tak kuat menahan hawa dingin yang ditimbulkan oleh hujan. Kami semua memesan kopi hangat dengan mie rebus sebagai temannya. Sekitar lima belas menit kami berhenti untuk menghilangkan dingin dan mengganti pakaian kami, hujan nampak akan reda karena Cuma tersisa rintik-rintik. Kami melanjutkan perjalanan namun memang kami sedang bernasib sial hujan kembali turun, ya sudahlah! Perjalanan harus diteruskan. Akhirnya kami tiba juga diserang. Dalam perjalanan dari serang menuju pandeglang akhirnya kami bisa merasakan hangat udara karena hujan berhenti juga.
Mulai memasuki pandeglang kami sudah mulai merasakan ketenangan dan keindahan tempat ini, kami melalui persawahan, dan kami juga sering menemui tempat pengembangbiakan yang juga menjual ikan-ikan. Walaupun matahari mulai terik  tapi kami tetap merasakan udara yang sejuk. Saya sempat melihat sebuah turunan yang sangat tajam yaitu turunan saketi namanya kami tidak melewati turunan itu karena disini jalanannya dibuat satu jalur dan turunan itu hanya untuk digunakan sebagai turunan saja. Saya melihat jam pada handphone saya sudah menunjukkan pukul 10.30 perjalanan masih terus berlanjut. Rencananya kami akan menginap dirumah salah satu dari kami, jalur yang kami lalui cukup menyenangkan karena dikiri kanan masih banyak sekali pepohonan hijau, jalanan yang berliku-liku menanjak juga membuat perjalanan ini tidak membosankan. Akhirnya kami sampai juga ditujuan, kami berhenti dilabuan. Kami akan menginap disini. Sesampainya disini kami semua merasa sangat kelelahan apalagi berhujan-hujanan selama kurang lebih lima jam. Kepala rasanya pening, setelah menyalin pakaian kami semua tertidur dengan pulas.
Ketika mata saya terbuka waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. ketika saya bangun makanan sudha terhidang ada lele goreng dengan sambalnya serta beberapa lauk lainnya.  Dengan perut yang sangat lapar saya sangat bersemangat untuk hal yang satu ini, sudah tigakali saya nambah nasi dan lauk karena perut yang memang sangat lapar. Akhirnya kenyang juga udara masih saja terasa dingin karena saat ini sedang musim hujan, kami semua menyedu kopi yang ada. Sambil duduk-duduk kami berpikir tentang jadwal kami, hari ini kami tidak pergi kemana-mana untuk mengistirahatkan badan yang lelah. Kami memilih untuk bermain playstation disalah satu rumah kerabat teman saya ini. Sampai larut akhirnya kami memutuskan untuk tidur. Udara dingin sangat terasa malam ini, kami harus menggunakan jaket dan sarung untuk menghilangkan dingin.
Subuh hari saya sudah terbangun karena mendengar adzan subuh berkumandang, saya memutuskan untuk shalat subuh dulu. Setelah karena udara dingin yang mendatangkan kantuk yang begitu menggoda akhirnya saya terbawa untuk kembali menikmati empuknya kasur dipagi hari. Saat terbangun kembali seperti kemarin saya sudah menemukan hidangan sudah tersedia untuk sarapan kami ditambah dengan teh hangat saya merasa sangat berterimakasih dengan semua ini. Teman-teman saya sudah siap untuk menyantap semua yang terhidang. Saya pun tidak mau ketinggalan setelah kekamar mandi dan mencuci muka saya langsung menyerang semua yang ada di hidangan pagi ini. Setelah kenyang dan menghabiskan teh hangat yang ada waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, saya dan kawan-kawan bersiap untuk pergi kerumah kakek teman kami untuk bersilaturahmi, setelah semua siap kami berangkat ke tujuan. Saya kurang tahu apa nama tempat ini. Tapi rumah kakek teman kami ini letak sangat dekat dengan laut hanya sekitar 300 meteran kita bisa langsung menuju laut. Sampai pukul 15.30 kami disini sambil berbincang-bincang.
Kami berpamitan dan ingin langsung melanjutkan perjalanan, selanjutnya kami akan menuju pantai untuk berenang dan bermain-main disana, dalam perjalanan saya begitu menikmati perjalanan ini. Disebelah kiri saya laut dan disebelah kanan saya banyak persawahan, jadi memandangi keduanya secara bergantian merupakan hal yang menarik. Sekitar 45 menit dengan kecepatan yang sedang akhirnya kami tiba dipantai pasir putih, kami hanya perlu membayar parkir sebesar Rp 5000,- untuk bisa menikmati dan berenang dipantai pasir putih ini. Setelah menyalin pakaian dan menyewa papan renang kami langsung menikmati air asin yang sudah tersedia. 
Hingga senja menjelang kami terus bersenang-senang, karena bukan hari libur tidak banyak orang berkunjung disini. Suasananyapun cukup mendukung untuk menikmati deburan ombak dan hembusan angin. Pantai pasir putih cukup baik hanya saja masih banyak sampah yang tidak dibersihkan dengan baik seperti kayu-kayu dan plastik bekas makanan ringan. Kami sudah merasa puas kami menuju kamar mandi sebelumnya kami harus membayar Rp 2000,-/orang baru kami bisa menggunakan kamar mandinya. Setelah semua selesai saya ingat jika saya punya saudara didaerah banten, saya mencoba menelpon dan mendapat jawaban dari seberang sana. Katanya datang saja kerumahnya. Rumah terletak di Mancak katanya dekat dengan pasir putih. Kebetulan kami sedang dipasir putih.
Bulan sudah mulai datang langit menjadi gelap kami memulai perjalanan, kami melalui jalan pinggir laut sepanjang jalan yang ada hanya pepohonan dan suara deburan ombak yang mengenai bebatuan. Ditengah perjalanan ternyata lampu salah satu motor tidak bisa menyala, sebuah masalah karena dijalur ini tidak ada bengkel dan warung yang buka karena sudah malam. Kami tetap melanjutkan perjalanan dengan motor yang lampunya mati dituntun oleh motor yang lain, karena jalur ini banyak lubang yang membahayakan jika tidak melihat dengan benar maka kita akan masuk kelubang itu. Kami tidak bisa memacu kendaraan dengan kecepatan maksimal seperti siang hari karena dijalur ini samasekali tidak ada penerangan. Sudah lama kenapa kami belum juga menjumpai mancak katanya dari pasir putih sudah dekat, setelah bertanya ternyata disini ada dua atau tiga nama pantai pasir putih, dan ternyata pasir putih dekat mancaklah yang saudara saya maksud bukan pasir putih tempat kami berenang tadi. Tiga jam sudah kami berjalan kali ini kami sudah menemukan tempat ramai yang banyak penduduknya, kami juga belum tahu detailnya daerah mancak, saya coba bertanya ternyata mancak sudah tidak jauh lagi hanya sekitar setengah kilo lagi kami akan sampai dia menyuruh kami belok kekanan saat menemukan pasar. Saya kira ini sudah dekat setelah kembali bertanya ternyata untuk sampai diprapatan mancak harus melalui kurang lebih duapuluh tanjakan katanya. Saya dan kawan-kawan memulai lagi benar saja kami harus melalui kurang lebih duapuluh tanjakan dan turunan. Kami kembali bertanya dimana letak prapatan mancak, akhirnya kami sampai. Saya kembali menelpon saudara saya agar dia segera menjemput, kami disuruh menunggu sebentar karena dia sedang dalam perjalanan menuju ketempat ini. 
Dia datang juga setelah saling bersalaman kami langsung menuju rumahnya, ternyata ini belum selesai jalur yang kami lalui bukan jalan beraspal tapi jalan tanah yang banyak bebatuan besarnya. mancak ini mungkin seperti puncak sepertinya dia ada diperbukitan. Kami hanya bisa menikmatinya saja walaupun ada kawan yang mengeluh melalui jalan sulit ini, tapi untuk sebuah pengalaman bukan sebuah masalah. sekitar 20 menit akhirnya kami sampai. Duduk beberapa saat kami mendapatkan suguhan teh dan makan malam. Kami bersyukur karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk urusan makan disini. Saya melihat waktu sudah menunjukkan pukul 22.30, saya memutuskan untuk tidur duluan karena teman-teman masih asyik berbincang-bincang.
Selamat pagi di mancak, udara pagi yang hampir mirip dengan pegunungan, saya coba melihat keluar banyak pohon kelapa dan pepohonan lainnya. Kami disuruh mandi oleh sang pemilik rumah dan salah satu teman ingin buang air ternyata kamar mandi untuk mandi dan kamar mandi untuk buang air terpisah, yang sama hanya kita harus mengambil air dari sumur sendiri. Ini memang suasana desa yang kami cari, setelah semua selesai mandi kami sudah dihidangkan dengan sarapan yang sangat berharga disaat perut lapar. Sarapan dengan menikmati gosip pagi selebriti bukan hal yang membosankan. 
Akhirnya kami harus berpamitan karena waktu kami sudah habis, salah satu dari teman kami harus kembali kerja esok hari jadi hari ini kami harus segera pulang. Jam ditangan sudah menunjukkan pukul 09.00, kami lanjut lagi perjalanan ini. Kami diantar sampai ke jalan besar setelah itu kami kembali mengikuti jalur semalam, ternyata jika dilihat siang hari jalur ini sangat indah lautan lepas dan persawahan yang dicoveri oleh pegunungan sangat indah. Kami harus kembali kerumah salah satu teman kami ini untuk mengantarnya pulang karena dia tidak ikut kami kembali ke jakarta hari, dia akan menyusul beberapa lagi sekaligus kami juga ingin berpamitan pulang, teman-teman juga memutuskan untuk kembali ke jakarta dimalam hari saja agar tidak mendapati kemacetan. 
Kami memulai perjalanan dari labuan tepat pukul sembilan dan sampai dijakarta pukul 02.15 ternyata jika kami tidak berputar-putar kemaren kami hanya perlu menempuh perjalan lima jam-an saja. Tapi ini akan menjadi pelajaran untuk perjalanan berikutnya.Selamat menikmati perjalanan untuk kalian yang akan pergi ke Anyer. 

Tidak ada komentar: