Rabu, 05 September 2012

FILM SUAMIKU MUSUH ANAK-ANAKKU


"hidup dipenjara tak pernah sekalipun terlintas dibenakku, ini semua kulakukan karena aku harus membela harga diri, dan harga diri anak-anakku, aku telah hilang segalanya. Hidupku benar-benar teraniaya" kata penyesalan.
-ketika masalah hidup itu datang dan seakan menantang, perempuan adalah perempuan, kami tidak punya keberanian untuk melawan, tapi kami tak punya keikhlasan untuk menjalaninya- begitulah kata seorang perempuan.
Telah memilih laki-laki yang salah untuk menjadi pengganti suaminya yang sudah meninggal itu adalah awal kesalah hayati, karena pilihan yang salah itulah yang menghancurkan hidupnya untuk selama-lamanya.
"dia mungkin suami ibuku, tapi bukan ayah bagiku, dia musuhku" begitulah yang mia katakan, anak pertama hayati. Karena suami ibunya itu dia harus menjalani hidup penuh noda dengan tersiksa. Ayah tirinya itu begitu tega menjualnya kepada para laki-laki hidung belang yang mencari kenikmatan sesaat.
Sampai akhirnya Mia hamil, hayati begitu sakit mengetahui keadaan itu. Hayati marah besar pada mia yang sebenarnya hamil karena dijual oleh ayah tirinya. Mia belum mau mengungkapkannya karena tidak ingin menyakiti hati ibunya lebih dalam lagi. Hayati memaksa mia untuk mengatakan siapa yang telah menghamili dia, jika tidak dia akan menusukkan gunting pada tubuhnya
"mia ga tau siapa bu? karena sudah banyak lelaki yang menjamah tubuh mia bu. Bapak yang telah menjual mia" gunting ditangan hayati terjatuh mendengarnya. Sebegitu tega suami yang dia cinta melakukan hal ini, benar-benar binatang pikirnya. Mereka menangis semampu mereka menguras semua air mata penyesalan yang menyakitkan. "aku telah melakukan kesalahan besar telah mencintai seekor binatang" begitulah isi hati hayati.
Hayati sengaja menunggu binatang itu pulang dari kegiatan malamnya yang berfoya dengan waktu dan uang, dia ingin meluapkan amarahnya. Akhirnya yang ditunggu tiba juga, sambil mendorong tubuh binatang itu hayati memaki-maki tapi binatang itu selalu punya jawaban "anak kamu sendiri yang meminta pekerjaan pada saya" Mia yang mendengar pertengkaran itu merasa sangat tak berarti dan tak punya pilihan, tapi ada satu pilihan lagi tapi ini adalah salah, dia memotong nadinya dengan silet mungkin ini yang terbaik pikirnya dari semua pilihan yang tak memihak.
"ibu andai saja dia bukan suamimu, musuh haruslah dibunuh" itulah yang mia katakan andai bisa.
Binatang itu kembali berulah dia kalah dalam berjudi, dalam kebingungannya untuk membayar hutangnya dia mendapatkan kemudahan. Jika dia bisa memberikan anaknya clara pada andi si hidung belang biadab maka semua hutangnya lunas bahkan masih ada lebih untuk dirinya. Itu adalah ide brilian pikir binatang itu.
Dalam semua kegaduhan hidupnya hayati masih tersenyum saat menggendong cucu tak berbapaknya, masih sempat ia puji kecantikan bayi mungil itu.
"dia bukan anakku, dia dititipkan dirahimku" begitulah balasan mia yang membuat hayati kembali mendapati hujan luka. Mendengar itu Hayati mulai Mempertanyakan tuhan.
-Tuhan pantaskah ini kami dapatkan? kebahagiaan ini begitu hampa-
Binatang itu terus mencoba untuk membawa clara pada pria hidung belang, sayangnya clara bukanlah mia. Clara bukanlah penakut dia adalah jiwa pemberani yang sanggup menentang binatang itu, tapi kenyataan adalah pahit binatang itu murka dengan amukannya hingga membuat clara yang ditinggal seorang diri dirumah meregang nyawa ditangan binatang itu. Ibunya yang menyadari clara seorang diri dirumah segera teringat dan terburu-buru untuk pulang mencemskan keselamatan anaknya dari binatang itu. Setelah tiba dan mencari clara dirumah, ditengah terengah nafas cemasnya yang dia dapatkan adalah yang lebih menyakitkan clara sudah tak bernyawa. Setan mana yang tidak akan segera merasuk pada tubuh yang telah tertanam benih amarah yang kini tumbuh besar dan menjulang, semakin banyak setan menggelayut dan ini adalah pilihan yang tepat. Dengan sebilah pisau hayati melangkah seperti para pejuang yang ingin memerdekakan setiap siksaan batin yang telah dia dapat. Hayati melangkah mencari tempat binatang itu bergumul dengan lumpur kenikmatannya.
Hayati temukan wajah binatang hina itu, tanpa pikir panjang dengan pisau dia tancapkan semua amarah, kesal, benci, dendam, keluh, kesah, dan segalanya pada tubuh binatang itu. Inilah harga yang pantas untuk melunasi hutang yang begitu besar yang tidak akan pernah terbayar dengan apapun.
Penjara adalah bukti rasa cinta seorang hayati pada anak-anaknya. Demi mereka dia rela bertaruh nyawa, seperti saat dia melahirkan mereka. Seorang ibu tidak akan menghilangkan rasa cintanya untuk anak-anaknya. Itu adalah bakti dan bukti seorang perempuan, meski apa yang perempuan dapatkan tak pernah sebanding dengan apa yang perempuan dapatkan.

Pesan:

Semua keputusan yang telah kita ambil dalam hidup ini adalah perjudian yang tak satupun tanpa resiko. Untuk keluarga carilah keputusan terbaik, carilah calon ayah yang pantas menjadi ayah untuk anak-anak. Dan segala hal dalam keluarga jangan ada satupun masalah yang terlewatkan segalanya harus dibicarakan. Bukan memperbaiki tapi mencegah segala yang tidak diinginkan adalah obat terbaik untuk setiap penyakit apapun itu bentuknya.

Tidak ada komentar: