Kamis, 20 September 2012

Jalan-jalan ke Kebumen


Sekarang waktu perjalanan menuju jogja, saya mendapatkan kesempatan ini tanpa sengaja. Saya sangat ingin ikut pergi ke jogja dalam acara perpisahan kakak kelas namun berhubung sedang sakit kanker (kantong kering, ya:-)!!!) jadi saya memutuskan untuk tidak ikut, sayang sekali! Pikir saya dalam hati. Beruntunglah tuhan mendengar doa saya yang ingin berlibur ke jogja. Sehari sebelum keberangkatan kepala sekolah memanggil saya ke kantor dan dia langsung menawari saya untuk ikut ke jogja tapi saya mengatakan yang sebenarnya kepada dia jika saya tidak memiliki uang untuk membayar biaya perjalanan. Sungguh pucuk dicinta ulanpun datang pada saya, kepala sekolah mengatakan saya boleh bayar seadanya saya dan saya boleh ikut tapi saya diberikan tugas untuk menjadi MC (master of ceremonies, dalam bahasa inggrisnya) pembawa acara dalam bahasa indonesianya. Oh! Ternyata dia melihat saya saat menjadi MC saat acara maulid disekolah dan mengharapkan saya yang MC dadakan untuk kembali mengisi posisi pembawa acara yang masih belum terisi, alhamdulillah! Saya langsung menyetujuinya. Bersiap besok kita berangkat!
Pagi sekali saya sudah bangun bersama dengan beberapa kawan satu angkatan yang juga ikut dalam rombongan perpisahan ini kami langsung menuju sekolah, yang dijadikan sebagai pooll keberangkatan. Setelah semua peserta lengkap kami berangkat. Saya disini menjadi minoritas tapi tidak mengurangi keakraban dengan para kakak kelas, kita masih bisa bercanda bersama. Kami berangkat dengan empat bus dari jakarta, sepanjang perjalanan dibus saya suasananya begitu menyenangkan karena ada beberapa kakak kelas laki-laki yang bernyanyi dan memainkan gitar untuk meramaikan suasana yang lain ikut bertepuk tangan terbawa suasana. Saya juga ikut mencairkan suasana. Setelah beberapa saya langsung melihat keluar jendela, ternyata kami sudah sampai di bandung, sayangnya kami tidak berhenti dibandung. Karena sudah lelah saya tertidur didalam perjalanan.
Karena kaget saya terbangun dari tidur saya, seorang teman menjahili saya dengan cara berteriak untuk membangunkan saya. Keluar dari bus saya kira sudah sampai dijogja ternyata saya mendapati sebuah bacaan yang bertuliskan ‘pusat oleh-oleh tasikmalaya’. Sekarang kami sudah berada ditasikmalaya perjalanan memakan waktu 5 jam kami berangkat pukul 06.30 dan sampai pukul 11.30 di tasikmalaya. Kami berhenti disini untuk istirahat makan siang dan shalat zuhur, kami sudah disambut dengan hidangan prasmanan, kebetulan dan sangat kebetulan perut sedang dalam keadaan siaga satu. Saya langsung mengisi antrean yang kosong untuk segera menikmati hidangan yang ada. Mari makan! Walaupun malu tapi saya tetap makan banyak, katanya sih kalau malu nanti enggak bisa kenyang. Jadi kesimpulannya buanglah malu sejauh mungkin saat lapar! Setelah makan siang selesai saya langsung menuju mushala yang sudah disediakan untuk melaksanakan shalat zuhur.
Setelah kurang lebih 45 menit habis untuk  makan, shalat, dan bersantai kami melanjutkan perjalananan. Saya suka menikmati pemandangan disepanjang perjalanan banyak hal menarik yang saya lihat terutama persawahan yang tidak pernah saya jumpai ada dijakarta, jadi inilah saatnya melihat sepuasnya. Suasana kembali ramai karena para peserta yang tadinya lemas karena lapar kembali hidup karena baterainya sudah terisi kembali dengan makan siang. Mereka kembali ramai dengan permainan gitarnya atau candaan khas anak muda yang lebih jelas saling ejek dan olok namun dengan gelak tawa tanpa ada amarah. Dengan suasana yang seperti ini membuat perjalanan yang lama jadi terasa cepat dan tidak membosankan.
Tidak terasa kurang lebih lima jam sudah kami dalam perjalanan dan kali ini kami melalui jalan pedesaan yang sangat sempit saya tidak tahu kami akan kemana dan sepertinya ini bukan jogja, saya melihat keluar jendela disana terhiasi oleh area persawahan dan para petani yang terlihat lelah beranjak pulang dengan cangkulnya dibahunya. Bus kadang berhenti dan menepi bila ada mobil dari arah berlawanan datang karena jalan ini terlalu sempit untuk dilalui dua mobil. Beberapa saat kemudian kami sampai. Saya turun dan menemukan sebuah ucapan selamat datang di gua jatijajar. Ketika masuk ke area wisata ada hal menarik yang saya lihat, banyak orang berkumpul untuk melihat pertunjukkan dari beberapa bocah yang sedang memainkan musik hanya dengan air, mereka memukul-mukul air namun menghasilkan alunan suara yang enak didengar telinga. Setelah mereka selesai maka orang-orang akan melemparkan uang receh kedalam air dan mereka akan menyelam untuk mengambilnya, saya tidak mau ketinggallan saya juga ikut melemparkan uang receh dan bocah-bocah itu mendapatkannya. Cara mereka menarik, ini baru seni yang perlu dihargai.
Setelah saya cari tahu gua ini terletak di daerah kebumen tepatnya desa jatijajar. Gua ini terbentuk dari batu kapur mempunyai panjang pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter, lebarnya 15 meter rata-rata, tinggi rata-rata 12 meter dan ketebalan langit-langitnya 10 meter. Gua ini memiliki mitos yaitu tentang sungai-sungai yang mengalir didalamnya, ada 7 sungai didalam gua ini namun saya hanya ingat empat sungai yang saya lalui pertama sungai puser bumi dengan mitosnya airnya mempunyai khasiat untuk mencapai segala macam tujuan yang diinginkan, yang kedua sungai jombor yang memiliki khasiat yang sama, yang ketiga sungai mawar yang apabila kita mandi dan mencuci muka maka kita akan mendapatkan khasiat awet muda begitu mitos yang pemandu katakan. Saya ikut mencoba untuk mencuci muka semoga saja awet muda (dalam hati saya berharap walaupun tidak serius J), dan yang keempat adalah sungai kantil memiliki mitos jika kita mandi dan mencuci muka disini maka niat dan cita-cita akan mudah tercapai. Begitulah mitosnya. Jalan didalam gua sedikit becek dan licin, jika tidak berhati-hati pasti ada yang terpeleset itu sudah terbukti salah satu kawan saya baru saja jatuh dan menjadi bahan tertawaan. Untunglah saya belum jauh (ada kemungkinan untuk itu).
Oh iya! saya lupa menceritakan asal-usul ditemukan gua ini, gua ini ditemukan oleh seorang petani yang bernama jayamenawi yang memiliki tanah diatas gua ini. Ceritanya saat dia sedang mencari rumput diatas gua ini tanpa sengaj dia terjatuh ke dalam lubang yang ternyata tidak lain adalah ventilasi dari gua ini. Pintu-pintu gua awalnya tertutup oleh tanah tapi setelah dibersihkan pintu-pintu itu bisa digunakan dan karena didepan pintu gua terdapat dua pohon jati yang berdiri sejajar jadilah nama gua ini ‘gua jatijajar’. Ternyata gua ini berhubungan juga dengan cerita lutung kasarung, didalam gua terdapat diaroma atau miniatur tiga dimensi yang mengisahkan tentang lutung kasarung tersebut. Dan satu hal lagi gua ini mulai digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1975.
Saya sudah puas menikmati isi gua jatijajar yang bebatuan didalamnya menurut pemandu terbentuk dari endapan air hujan yang membentuk batu, seperti halnya gua lain disini juga terdapat banyak kelelawar atau kalong. Tapi beruntung waktu yang sudah gelap tidak berpengaruh terhadap gua ini karena didalamnya sudah ada pencahayaan listrik, gua ini dibangun dengan serius oleh pemerintah sekitar agar menjadi objek wisata yang menarik banyak peminat. Pembangunan terus berlanjut untuk mendapatkan hasil terbaik bagi tempat wisata ini.
Setelah sampai dipintu keluar saya menemukan banyak sekali pedagang-pedagang oleh-oleh khas kebumen, ada yang berdagangan kain batik, tas, dompet, replika lutung, replika candi prambanan dan borubodur juga ada, tidak ketinggalan jajanan yang berupa kue-kuean juga banyak disepanjang pintu keluar objek wisata ini. Hari ini gua tidak hanya dikunjungi oleh rombongan kami tapi juga banyak rombongan yang lain yang datang untuk menikmati objek wisata gua jatijajar ini. Saya berminat untuk semua aksesoris yang diperdagangkan namun karena membawa persediaan uang yang minim saya langsung menghilangkan minat tersebut dan langsung menuju pintu keluar.
Sepanjang pintu keluar saya kembali memperhatikan anak-anak yang masih saja memainkan musik air mereka, ada yang menarik dari mereka. Mereka anak-anak yang luar biasa berapa jam sudah mereka habiskan untuk berada didalam air, karena penasaran saya sempat menghampiri salah satu anak yang sedang beristirahat untuk sedikit bertanya, ternyata dia sudah mulai mengamen disini sejak sepulang sekolah pukul 12.00 bahkan katanya ada juga temannya yang tidak sekolah sudah mulai dari pagi sampai sore, hasilnya lumayan besar katanya bisa digunakan untuk makan keluarganya sehari-hari. Memang luar biasa anak-anak sd ini sudah mulai berpikir tentang beban hidup sejak dini, mereka rela berdingin-dingin didalam air yang membuat kulit mereka keriput demi membantu meringankan beban orang tua mereka.
Jadi selalu ada pelajaran untuk saya disetiap berwisata. Tidak hanya menikmati keindahan alamnya tapi juga kita juga bisa mencari tahu bagaimana sulitnya orang-orang sekitar yang mencari kehidupan dari tempat wisata tersebut. Saya cukup puas sudah bisa menikmati tempat wisata gua jatijajar ini. Setelah itu saya langsung menuju bus yang akan membawa kami ke perjalanan selanjutnya.

Bersambung..

Tidak ada komentar: