Rabu, 05 September 2012

MASALAH HIDUP KITA


Hidup itu adalah pilihan, jadi bagaimana kita memilih itulah kehidupan kita? semua terlahir dengan takdir yang berbeda, ada yang terlahir dari seorang ibu yang kaya, ibu yang miskin, ibu yang baik, dan dari berbagai asal. Semua juga ditakdirkan menjadi bermacam-macam, selalu ada perbedaan dalam kehidupan kita, kadang perbedaan itu yang membuat perdamaian, kadang pula perbedaan itu yang menghancurkan. Perbedaan yang seharusnya adalah saling menghargai jika kita semua sama dalam satu jalur menuju satu cita-cita. Semua selalu ada caranya:
Jika hari ini kita membahas tentang kebaikan, tentang islam, tentang agama, kita selalu bicara dengan urat, kita selalu bicara dengan emosi. Karena kita semua selalu merasa benar, Karena kita semua tak pernah ingin kalah. Bukankah seharusnya orang cerdas, orang yang berpendidikan, orang yang mengerti agama itu bisa duduk tenang lalu mengambil keputusan. Jika kita semua mengerti agama? kenapa satu kata saja seorang salah berucap maka kita bisa menghakimi mereka sesuka hati kita. Jika kita mengerti, kenapa seringkali kita melawan kata-kata yang salah dengan perbuatan yang salah. Bukankah setiap yang salah itu harus dibenarkan. Kita semua sudah tercipta sebagai manusia yang saling memiliki perbedaan tak berarti bermusuhan. Ada orang yang terlahir sebagai muslim tapi tak menikmati dirinya yang seorang muslim. Karena dia terlalu pusing dengan banyaknya perbedaan, karena dia berdiri diantara banyak tiang yang tak pernah menjamin dia untuk bisa berpegang dan aman pada satu tiang, karena antara yang benar dan salah hari ini terlalu samar. Karena dia kini berdiri ditengah dunia yang remang, dia ingin meraba namun takut salah. Akhirnya dia tak tahu harus kemana melangkah? Ada yang mengaku islam berkobar-kobar semangat dimulutnya namun bermaksiat, namun berzina, namun korupsi, dan banyak lagi. 
Bagaimana generasi muda kita bisa menjadi generasi yang baik? sedangkan kini kita tidak lagi punya para contoh yang baik, kita sudah langka pendidik yang baik, kita memiliki sangat sedikit tokoh yang baik. Katanya taat beragama! disinari dengan nikmat dunia sedikit saja sudah merasa begitu gemerlap. Tidak salah jika kita tidak pernah bisa bangkit dari kekalahan dalam segala hal karena kita tidak pernah benar-benar bangkit dan belajar dari semua kekalahan itu.
Jika kita renungkan berapa banyak dari kita yang pandai bicara, pandai pula mengatur ritme tingkah kita. Yang banyak dinegeri kita sekarang ini adalah orang-orang pandai yang tidak bisa bertingkah. Orang-orang cerdas yang membodohi, orang-orang bodoh yang memaksa berwibawa, orang-orang yang merasa benar dan dia penting untuk negara sedangkan tidak berguna. 
Berbicara itu semudah membalik tangan, melaksanakan ucapan itu seperti mengangkat gunung besar hanya seorang diri. Seandai saja kita bisa seiya, sekata dalam segala hal yang memajukan negeri ini, maka mungkin saja kita sudah berdiri diawan dengan istana kaca. Kenyataan setiap diri kita memiliki kepentingan masing-masing yang tak pernah bisa disatukan. Kita semua adalah pemenang, kita semua terlahir sebagai pemenang sayangnya kita tidak diberikan rasaa untuk siap kalah. Dalam diri kita tak pernah ada kata kalah itulah yang membuat kita tidak pernah bisa menjadi pemenang yang sejati. Jika kita ingin lebih baik lagi maka kita harus sudah mulai memupuki diri kita dengan rasa kalah, kalah yang membenarkan kebenaran. Bukan hanya menang saja yang penting dalam hidup ini kalah juga harus menjadi hal penting yang harus kita tanamkan. Jadi marilah mulai mengakui yang benar!

Tidak ada komentar: