Rabu, 05 September 2012

TRADISI DI INDONESIA



Ramadan (bahasa Arab:رمضان; transliterasi: Ramadhan) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, salat tarawih, peringatan turunnya Alquran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Alquran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya:

"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."

Nah! semestinya didalam bulan ini kita habiskan hari-hari kita untuk beribadah, untuk menjalani kehidupan beragama yang sebaik-baiknya sebagai bekal kita untuk setahun kedepan. Di indonesia ramadhan itu bulan suci atau bulan tradisi? tidak ada yang salah bila tradisi itu membawa kita ke dalam kebaikan yang membawa kita menuju surga Allah SWT. Tapi kenyataan di negara kita ini bulan ramadhan adalah bulan tradisi. Tradisi macam apa? Tradisi yang menhamburkan nikmat Allah! bukankah masuknya bulan ramadhan diperuntukkan untuk kita semua agar bisa merasakan kehidupan orang-orang yang dalam kesulitan, orang-orang yang hari-harinya menahan lapar, mereka yang tidak seberuntung orang-orang yang memiliki. Tapi kenyataannya malah terbalik sudah menjadi tradisi untuk kita menghidangkan buka puasa yang berlimpah, memakan-makanan yang serba enak setiap makan malam dan sahur, puncak tradisi penghamburan adalah ketika lebaran, entah mengapa kita semua ingin memperlihat semua barang baru di hari itu, harusnya kita sadar setelah sebulan penuh berusaha merasakan kehidupan orang-orang yang tidak punya tapi mengapa kita malah semakin parah saja. Kita semakin lupa terhadap mereka yang tidak beruntung, semua yang dapat kita beli maka kita habiskan seluruh uang yang kita punya hanya untuk kepuasan semata dihari yang suci, dihari kemenangan.

Kedua adalah tradisi malas, seharusnya kita semakin semangat untuk beribadah dan beramal shaleh pada bulan yang penuh berkah disetiap detiknya ini. Tapi yang ada hanyalah kita-kita yang menjadi semakin malas, kita-kita yang menjadi pemalas. Membaca Al-Qur'an selembar dua lembar kita sudah diserang kantuk. Dibulan suci ini kita bukannya meningkatkan semangat kita tapi kita lebih sering menghabiskan waktu untuk tidur, tidur kita lebih panjang dari pada aktivitas kita. Mungkin karena ada yang mengatakan tidur pada bulan ramadhan juga ibadah, tak berarti dalam setiap waktu kita hanya dihabiskan untuk tidur semata. Bukankah banyak waktu yang bisa kita habiskan untuk melakukan amal ibadah. Kita malah jadi semakin malas saja! kita tengok Sepuluh hari pertama ramadhan semua berbondong ke masjid untuk shalat berjamaah untuk shalat taraweh. Lalu masuk sepuluh hari kedua mulai banyak yang sibuk dengna masing-masing aktivitas mulai kendor semangatnya, datang bila sempat saja. Dan sepuluh hari terakhir tidak lagi ada semangat yang terbersit hanya Lebaran dan THR.

Ketiga adalah tradisi lalai, pada bulan ramadhan yang bisa kita isi dengan berbagai aktivitas-aktiivitas yang berguna tapi malah tumbuh tradisi lalai. Membaca Al-Quran sebentar saja kita sudah terserang kantuk tapi, menikmati acara tv seharian, bermain game seharian, berjalan-jalan ditempat hiburan seharian, duduk bergosip berjam-jam kita sanggup. Bulan yang mesti kita manfaatkan dengan sebaikmungkin tapi kita malah melalaikannya. Bulan yang datang setahun sekali, kita menunggunya selama setahun lallu dihabiskan dengan banyak kelalaian yang sia-sia. 

Tradisi pulang kampung, untuk apa harus menunggu bulan ramadhan jika hanya ingin pulang kampung! tidak ada yang salah jika kita ingin merayakan hari yang bahagia dengan berkumpul dengan sanak dan saudara, yang salah adalah setiap ramadhan datang kebanyakan hanya menunggu lebaran saja. Ramadhan tiba yang ditunggu hanya pulang kampung dan THR-nya saja. Niat dalam diri kita kemana? Niat kita apa? Ingat kembali Ramadhan ini datang untuk apa? bukankah tak hanya sekedar untuk pulang kampung.

Mari kita sama-sama intropeksi diri bisakah ramadhan kali ini kita maksimalkan tradisi ramadhan menjadi ibadah yang membawa kita ke surga!




*Tulisan ini yang saya rasakan 

Tidak ada komentar: