Senin, 17 September 2012

Jalan-jalan ke BALI


Jakarta-Bali
Libur lebaran selama dua minggu, sayang bila tidak digunakan untuk berlibur dan mencari suasana baru yang lebih fresh. Liburan kali ini saya berencana untuk berangkat ke pulau lombok, sebuah pulau di nusa tenggara barat yang tidak diragukan lagi keindahan alamnya, yang paling terkenal dan yang paling sering saya dengar adalah gili trawangan. Saya ingin berangkat menggunakan kereta namun karena tiket kereta sudah habis sampai H+5, ini dikarenakan aturan baru dari PT KAI. Semua penumpang kereta mau bisnis ataupun ekonomi semua dapat tempat duduk tidak lagi ada tiket berdiri, jadilah semua orang menyerbu tiket kereta untuk pulang kampung, selain murah juga pelayanannya yang semakin membaik dan yang menjadi korbannya adalah saya seseorang yang memesan H-5. Tidak dapat tiket kereta akhirnya saya mencari alternatif lain, saya akan mencari tiket bus tujuan lombok, nama bus ini safari dharma raya. Setelah saya berangkat dan mengecek harga tiket ternyata sama saja, harga tiket bus tidak sesuai dengan isi kantong saya terlalu mahal. Tiket bus ini memasuki hari-hari mendekati lebaran menjadi Rp 750.000,- cukup mahal. Saya mulai berpikir untuk berangkat usai lebaran atau membatalkannya. Tapi disaat saya berpikir demikian seorang teman mendapatkan celah untuk berangkat menggunakan pesawat dengan tiket promo seharga Rp 420.000,- sampai bali dari sana rencana kita akan menyambung melalui jalur darat. Akhirnya kami temukan solusinya untuk berangkat ke lombok.
Pesawat kami akan berangkat pukul 07.00 kami sudah tiba dibandara pukul 04.30, saya berangkat bertiga dengan teman, teman ini adalah orang asli lombok jadi saya akan menumpang dirumah mereka nantinya. Dibandara kami menunggu cukup lama sampai akhirnya pesawat kami take off juga tepat pukul 07.00, meluncur ke bali!!. Didalam pesawat saya gunakan waktu yang ada untuk tidur, kebetulan mata masih mengantuk. Saya dibangunkan teman, saya lihat jam sudah menunjukkan pukul 09.00, pesawat sudah landing, tinggal menunggu untuk turun saja. Saat pertama kali menginjakkan kaki saya katakan pada teman “ini ngurah rai, akhirnya sampe juga dibali” teman saya tertawa mungkin tampak norak atau kampunganlah, ya begitulah! Karena menurut saya sesuatu yang luar biasa itu adalah ‘apapun yang kita lakukan untuk pertama kali maka dia akan tampak luar biasa’.
Kami akan dijemput oleh salah satu saudara teman kami ini, kebetulan saudaranya bekerja dibandara. Setelah menunggu tas dari bagasi, kami melangkah keluar dan mendengar panggilan yang ditujukan kepada kami, ternyata itu dia yang menjemput kami. Kami beristirahat di tempat kerja teman baru ini, lama kami berbincang. Dari perbincangan ini saya menyimpulkan jika taksi dibandara ini memasang tarif sangat mahal untuk turis luar negeri dan tidak kalah mahalnya untuk orang dalam negeri. Beginilah keadaan tempat wisata terkenal semuanya akan berubah menjadi mahal.
Monang-Maning
Akhirnya kami memutuskan untuk mencari taksi diluar bandara karena tarifnya lebih murah daripada taksi didalam bandara namun kami harus berjalan cukup jauh untuk sampai keluar bandara. Sekitar 15 menitan kami berjalan akhirnya kami sampai juga. Saya sempat kaget melihat para sopir taksi ini mereka tampaknya lebih pantas menjadi preman dibanding sopir taksi karena dikuping mereka ada tindikan, badan dan wajah yang garang juga mendukung mereka untuk jadi preman. Tapi rasa kaget saya berubah saat mendengar mereka bicara cukup lembut tak sesuai dengan dandanannya. Kami menemukan kata sepakat dengan sopir taksi, kami akan membayar seratus ribu sampai ketujuan kami di monang-maning. Diperjalanan ke monang-maning, saya tidak melepaskan pandangan keluar jendela, saya melihat banyak patung besar-besar juga menemukan rumah-rumah berarsitektur bali, banyak juga bule-bule yang menggunakan kendaraan bermotor berkeliaran dijalan-jalan bali ini. Kurang lebih 45 menit kami sampai, kami akan menetap dirumah paman salah satu teman kami. Pamannya sempat menawarkan minum dengan setengah bercanda, kami pun hanya membalas tertawa bertanda kami masih berpuasa. Setelah berbincang sekitar satu jam, saya langsung mengincar tempat empuk yang bernama kasur dan langsung terlelap.
Setelah saya bangun, salah satu teman kami sudah berangkat ke banyuwangi untuk mengambil motornya yang dikirim melalui jasa pengirimin kereta. Tinggallah kami berdua untuk hari ini sepertinya kami ingin beristirahat saja, lagipula saya melihat jam sudah menunjukkan pukul 15.00. saya langsung mencari kamar mandi untuk membersihkan badan dan bersalin, setelah itu kami berdua mencoba untuk berjalan-jalan sore disekitar rumah sekalian untuk mencari counter pulsa, saya melihat beberapa sekolah disini masih melaksanakan kegiatan sekolah, yang menarik adalah saya melihat selalu ada kumpulan bunga disetiap bangunan yang saya lewati termasuk beberapa sekolah tadi yang juga memiliki bangun dengan arsitektur yang sangat khas bali, sangat menarik andaikan jakarta bisa seperti ini, keren!! Saya juga menemukan satu taman bermain, taman ramai sekali sore ini banyak remaja sekolah berkumpul disini untuk sekedar duduk menikmati sore hari atau juga untuk bermain basket karena taman ini menyediakan fasilitas untuk itu.
Waktu sudah hampir malam kamipun langsung kembali kerumah tempat kami menetap sementara, ketika kami sampai kami sudah dihidangkan dengan bukaan puasa yang cukup lengkaplah. Aku lihat ada kue-kuean, es kelapa muda, beberapa makanan ringan lainnya, kemudian santapan untuk makan malam. Ada yang berbeda dari es kelapa disini, rasanya lebih bervariasi tidak seperti es kelapa umumnya. Selain kelapanya yang masih muda dan enak untuk dimakan, rasanyapun dibuat semakin unik dengan ditambahkan dengan jeruk nipis. Rasanya jadi lebih unik dimulut saja. Lalu kami lanjutkan dengan makan malam saya menemukan lauk yang bermacam-macam disediakan disini. Tapi yang paling saya sukai adalah cumi sambal, cumi yang sebesar jempol ini ditusuk lidi lalu digoreng dengan sambal rasanya sangat nikmat rasanya saya tidak ingin mengakhiri makan jika cumi ini belum habis tapi berhubung dirumah orang saya sedikit malu, makan malam saya sudahi kemudian saya shalat maghrib dikamar, mesjid dan mushala sangat sulit ditemukan dibali. Hanya tempat-tempat tertentu saja yang ada jadilah kami shalat lima waktu Cuma dirumah saja.
Malam ini saya akan pergi kerumah kakek teman, katanya disana tempat produksi pakaian sablon saya jadi tertarik untuk ikut kesana. Kami hanya butuh waktu 15 untuk sampai ketempat tujuan, setelah duduk dan disuguhkan dengan jajanan ringan serta teh manis hangat kami berbincang banyak. Saya bertanya tentang apa yang saya lihat sore tadi kenapa masih ada kegiatan sekolah disaat semua wilayah sudah mulai libur sejak beberapa hari yang lalu. Ternyata! Saya baru tahu karena bali mayoritasnya bukan muslim jadi sekolah-sekolah tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar, libur ada hanya untuk tiga hari saja tepat pada hari raya idul fitri saja. Dan ada beberapa cerita baru juga yang saya baru tahu jika didaerah denpasar ini jarang sekali ada orang yang menyewakan rumah paling ada mereka menyewakan tanah saja, jadi masalah pembangunan terserah penyewa saja. Makanya banyak tempat disini dibangun sederhana saja tidak terlalu mewah. Selain berbincang saya juga terus memperhatikan proses sablon ditempat ini. Disini dia memiliki sekitar 25 sampai 30 pekerja, mereka akan bekerja jika sudah ada perintah dari atasannya. Jadi tempat sablon ini merupakan cabangnya saja, tempat ini memiliki pusat yang akan memasarkan pakaian hasil sablonan dari tempat ini beberapa cabang yang lain. Untuk biaya hidup dibali ternyata tidak berbeda jauh dengan jakarta sama saja.
Karena malam sudah larut kamipun berpamitan untuk pulang karena dinihari nanti kami juga harus bangun untuk sahur lagi. Setibanya dikamar saya merebahkan tubuh sambil menyalakan televisi, waktu disini lebih cepat satu jam dibandingkan jakarta. Beberapa menit saya menonton langsung tertidur pulas.
Udaranya cukup dingin saya menggunakan jaket agar dinginnya tidak terlalu terasa, kami langsung menuju beranda rumah untuk makan sahur. Setalah selesai makan sahur, saya kembali masuk kekamar menyalakan tv sambil menunggu subuh. Setelah shalat subuh kantuk kembali menggoda, benar saja saya tergoda dan kembali menikmati tumpukan busa yang empuk ini untuk beberapa jam lagi.

Sanur
Saya membuka mata jam sudah menunjukkan pukul 08.00, saya langsung menuju kamar mandi. Setelah semuanya rapi saya dan teman berencana akan mengunjungi pantai sanur dan kuta hari ini. Paman teman ini tidak bisa menemani kami karena dia harus tetap bekerja jadi kami hanya pergi berdua saja, sebenarnya ada rasa tidak yakin karena kami masih buta dengan arah jalan dibali tapi karena paman menyakinkan kami jika jalan dibali ini mudah untuk dilalui akhirnya kami melanjutkan niat. Satu sepeda motor helm, lalu kami tancap menuju sanur terlebih dahulu aku sempat melihat peta jika sanur lebih dekat dari tempat kami saat ini, sambil membawa sepeda motor saya terus memperhatikan setiap ada petunjuk jalan karena takut tersasar, saya terus mengikuti petunjuk. Saya melalui beberapa titik padat di beberapa tempat menuju sanur namun tidak macet yang padat merayap seperti dijakarta. Cukup lama juga kami berjalan, entah saya tidak terlalu memperhatikan berapa lama kami menempuh perjalanan mungkin kurang lebih satu jam, kami sampai disanur. Dalam hati saya langsung mengatakan tidak salah banyak orang mengatakan jika bali itu pulau yang indah saat saya berdiri dipinggir pantai dan menatap jauh ketengah laut lalu terkena hembusan angin yang cukup kencang saya bisa merasakan keindahan dan ketenangannya. Saya menemukan satu saung kosong dan saya duduk sekitar tiga puluh menit untuk menikmati udara laut dari sini tepat tepi pantai. Saya melihat kesekeliling, saya temukan kumpulan speed boat yang akan membawa para turis ke pulau-pulau sekitar, ternyata ada juga yang akan membawa para turis ke pulau gili trawangan. Setelah lama duduk saya melanjutkan berjalan-jalan diatas pasir pantai, menyusuri pinggir pantai sanur saya menemukan banyak bule disini walau tidak terlalu ramai, mereka hanya duduk-duduk saja sambil menikmati seduhan kopi. Setelah saya sempat bertanya pada penjaga pantai perihal pantai yang agak sepi, pantai akan ramai sore nanti karena para turis lebih suka berada dipantai diwaktu sore, untuk warga sekitar juga karena mereka masih disibukkan dengan sekolah dan pekerjaan jadi hanya bisa datang kesini sore hari saja. Untuk bisa masuk kepantai ini hanya perlu membayar uang parkir sebesar dua ribu rupiah saja. Berbeda sekali seperti pantai yang pernah saya kunjungi ditegal yang harus membayar sebesar lima belas ribu rupiah.
Kuta
Saya rasa hari sudah cukup panas dan kami juga harus melanjutkan rencana selanjutnya untuk mengunjungi pantai kuta, saya langsung kembali memulai perjalanan dengan sepeda motor dengan cara yang sama saya tak pernah lepas dari papan petunjuk jalan untuk sampai ke pantai kuta, dalam perjalanan saya menemukan ada beberapa pura yang sedang melaksanakan peribadahan. Saya melihat mereka tampaknya sangat tenang sekali, mereka berpakaian dengan sopan, wajah-wajah santun terlihat dari aura mereka. Sebenarnya saya tertarik untuk melihat langsung prosesnya namun saya harus mencapai kuta terlebih dahulu. Saya merasa sudah terlalu lama didalam perjalanan seperti kami salah jalan, saya menepi sebentar untuk membeli minum sambil bertanya pada sang penjual, ternyata saya sudah terlewat. Seharusnya saat saya melewati patung dewa ruci dibundaran tadi saya mestinya saya belok ke kanan saya malah lurus, sekarang jadilah saya nyasar terlalu jauh, jika ingin sampai ya harus putar balik lagi.
Di tepi jalan saya banyak sekali menjumpai turis-turis luar negeri, mereka banyak juga yang berjalan kaki. Mudah saja jika ingin tahu bila ada tempat wisata diwilayah bali, jika banyak turis yang berjalan mengarah kesana maka kita akan menemukan tempat wisata itu. Kuta lebih banyak diminati para turis karena kuta jauh lebih ramai dari sanur yang saya kunjungi tadi. Ini waktunya saya masuk dan menikmati pantai kuta, memang tidak salah jika banyak orang mengatakan jika bali itu indah. Sekali lagi saya katakan memang bali itu indah, luar biasa! Saya banyak menjumpai para turis luar negeri sedang berenang dan berjemur diatas pasir putih yang luas, air lautnya juga terasa dingin dan cocok untuk tempat berenang, air yang jernih, bening, bersih, sangat cantik, ya semua pujian saya ucapkan karena saya belum menemukan yang lebih indah dari ini baru ini yang paling indah selama yang pernah saya singgahi,mungkin nanti saya akan mencari tempat yang lebih luar biasa dari bali.
Saya sangat menikmati pantai kuta, setelah berenang beberapa saat, saya berganti pakaian dan berkeliling tepi pantai kuta ini. Banyak sekali saya temui pedagang aksesoris pantai dari kain pantai, celana, baju, gelang, dan banyak lagi kerajinan tangan khas bali. Saya tertarik untuk membeli tapi saya menahan keinginan karena harus menghemat uang yang ada, waktu saya masih panjang. Karena matahari sudah terik saya memutuskan untuk kembali pulang, sebenar masih satu tempat lagi yang belum saya datangi yaitu renun yang katanya sebuah taman yang banyak berdiri patung-patung besar tapi karena sore nanti kami harus melanjutkan perjalanan, jadi kami harus memupuskan keinginan dan segera kembali. Ternyata tidak mudah untuk menemukan jalan pulang untuk menemukan monang-maning tidak semudah menemukan sanur ataupun kuta, jalur ini lebih rumit karena saya lupa jalan pulang. Kami harus meraba-raba lagi dan terus bertanya-tanya, kami sempat tersasar cukup jauh, dan berputar-putar dijalan yang sama, setelah terus bertanya disetiap kelokan akhirnya kami sampai juga dimonang-maning. Saya langsung berteduh didalam kamar dengan kipas angin, cuaca tidak terlalu panas karena kami berpuasa jadi hausnya cukup terasa juga, saya lebih memilih untuk memejamkan mata untuk menyegarkan tubuh.
Singgah di Kota Denpasar
Ketika mata saya terbuka, matahari sudah mulai condong, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Beberapa menit saya habiskan untuk mengemas barang dan mandi, karena sore ini juga saya akan berangkat kerumah salah satu saudara teman lagi. Setelah semua siap waktu sudah menunjukkan pukul lima kami berangkat. Saya selalu senang memperhatikan tepi jalan yang saya lewati, air kali disini masih terlihat bersih, jalanan satu arah ditepi kali ini banyak juga saya lihat sapi ternak sedang mandi atau diberikan makan sang pemilik, disisi jalan yang lain persawahan yang kadang diselingi dengan rumah warga tampak terlihat begitu tenang, enak dipandang mata. Sekitar kurang lebih 45 menit kami sampai ditujuan saya juga kurang tahu apa nama tempat ini detailnya yang jelas kami berada didenpasar. Waktu sudah masuk jam enam, matahari mulai tenggelam, saya dan teman asyik menonton tv untuk menunggu waktu berbuka tiba.
Waktu sudah gelap tapi kenapa adzan belum terdengar juga, seringkali saya keluar masuk rumah. Sang pemilik kemudian bertanya kepada saya kenapa mondar-mandir, saya menunggu adzan berkumandang. Sang pemilik rumah hanya tertawa saja, katanya saya tidak akan mendengar suara adzan disini, saya kembali bertanya kenapa, karena disini tidak ada mesjid. Oh iya saya lupa padahal kemarin sudah dijelaskan oleh sang kakek jika dibali ini sangat jarang ada mesjid. Karena matahari sudah tenggelam jadi kami langsung berbuka. Kami berbuka dengan es buah dan beberapa hidangan lain termasuk kurma, dan untuk makan malam kali ini ada sate, telur dadar, dan beberapa yang lain. Alhamdulillah akhirnya perut sudah kenyang, sang pemilik rumah harus pergi malam ini untuk bekerja karena dia kebagian jam kerja malam. Pemilik rumah berangkat kami tidak tahu harus berbuat apa? Yang ada Cuma tv ya sudahlah kami menonton tv saja sampai larut malam dan tertidur.
Kami bangun sahur sendiri dan menyiapkan makanan sendiri yang ada hanya telur dan mie, saya masak telur dadar dan mie yang ada untuk makan sahur. Setelah sahur dan shalat kami kembali ke tempat tidur seperti biasanya saja, sangat menyenangkan bermalas-malasan disubuh hari.
Taman Soekasada, Ujung Pesisi
Saya sudah selesai mandi pagi ini dan kami akan segera berangkat ke tujuan selanjutnya kata teman kami akan berangkat ke karangasem, katanya jarak lumayan jauh. Kami diantarkan ke sebuah halte, halte ini lebih mirip seperti halte trans jogja, ketika kami sampai tepat disaat bus tiba, kami tidak harus menunggu dan langsung masuk. Bus ini bernama trans sarbagita, bila dijakarta nama trans jakarta, di jogja nama trans jogja, kenapa dibali nama trans sarbagita bukannya trans bali ya? Saya masih bertanya dan belum dapat jawaban. Pemberhentian terakhir bus ini nantinya dibatu bulan tempat saya akan turun. Mungkin kurang lebih satu jam kami sampai diterminal batu bulan dari sini kami sudah ditunggu oleh saudar kawan, saya pikir kami sudah sampai di karangasem ternyata kami diarahkan ke sebuah bus yang lebih mirip kopaja dijakarta, bus yang akan membawa kami ke karangasem ternyata masih jauh! Saya duduk dikursi paling belakang, setelah bus cukup banyak penumpang kami langsung berangkat, jalur pinggir pantai sudah kami lewati, lalu melewati jalur perbukitan ditepi laut disini banyak sekali terdapat monyet-monyet dengan bebasnya berkeliaran banyak turis yang berhenti untuk sekedar berfoto dengan hewan lucu itu. Setelah empat jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di ujung pesisi, karangasem. Kami sudah ditunggu oleh paman teman ini, dari tempat kami berhenti harus menempuh jarak lima belas menit perjalanan dengan sepeda motor untuk sampai kerumah paman ini.
Rumah ini terdapat dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu ruang tamu, rumah yang cukup ideal. Menariknya adalah didalam rumah ini banyak terdapat pajangan lobster yang sudah diawetkan, dan ada juga beberapa ikan langka yang dipelihara. Saya juga kurang tahu apa nama ikannya yang jelas katanya berasal dari perairan australia. Setelah melihat-lihat isi rumah! kami disuruh untuk beristirahat dan saya langsung saja merebahkan badan yang lelah setelah duduk empat jam didalam bus.
Saya bangun pukul 16.00 diikuti oleh teman, kami mandi bergantian setelah itu kami disediakan ikan mentah untuk dijadikan ikan bakar. Paman teman ini menyuruh kami untuk belajar membakar ikan yang benar. Setelah membuat bara dari serabut kelapa kami langsung mengoleskan minyak goreng pada ikan lalu langsung meletakkan diatas panggangan setelah itu seperti biasanya hanya tinggal dikipasi saja hingga matang dan jangan lupa dibolak-balik. ikan sudah matang tepat beberapa menit sebelum adzan maghrib, nah diujung pesisi ini baru kita bisa mendengarkan adzan karena saat datang tadi saya melewati salah satu masjid yang cukup megah. Kami berbuka dengan berbagai macam menu, ada es buah, teh hangat manis, kurma, berbagai kue ada, lalu untuk makan malamnya ada ikan bakar buatan kami sendiri, ayam sambal, sayur nangka bercampur daging, dan beberapa lauk lainnya. Malam ini kami akan makan besar! Setelah makan rasa seperti tidak bisa bangkit lagi, badan terasa sangat berat. Saya makan terlalu banyak, tapi saya harus pergi shalat taraweh malam ini. Shalat taraweh berhasil dilalui walaupun penuh kantuk namun saya tetap bisa berdiri dan memaksakan untuk shalat. Setelah taraweh saya langsung saja merebahkan tubuh untuk segera mencari mimpi diatas kasur yang empuk. Selamat malam!
Selamat pagi diujung pesisi, perkampungan yang berada tepat ditepi laut, perkampungan nelayan yang mayoritas muslim. Tepat diseberang perkampungan ini terdapat sebuah taman yang cukup indah, paman teman menyuruh kami untuk pergi melihat-lihat ditaman itu. Katanya rugi bila kami sampai disini tidak singgah ketaman itu, bule-bule saja sering datang kesini hanya untuk melihat-lihat ditaman itu. Hanya perlu waktu lima belas menit saya sudah sampai didalam taman, sebenar perkampungan dan taman berhadapan namun untuk melewati pintu masuk kami harus berputar terlebih dahulu. Taman ini sangat luas tidak tahu berapa hektar luasnya. Sungguh taman yang sangat mewah, hal pertama yang saya temukan di taman ini adalah kafe mungil yang beralunan musik khas bali, lalu saya lanjutkan berjalan yang saya temukan adalah ada beberapa orang yang mengurus sawah dan juga peternakan ikan, satu persatu tempat ditaman ini saya telusuri.
Setelah saya lelah berjalan-jalan kemudian saya duduk melihat ada beberapa petugas taman yang sedang istirahat dari pekerjaannya, ketika saya datang mereka sedang sibuk merapikan rumput-rumput ditaman. Saya menghampiri petugas taman untuk mengetahui lebih jauh tentang taman ini, saya pun langsung berkenalan dan mulai meluncurkan semua pertanyaan saya dan kesimpulannya adalah taman ini bernama soekasada dibangun pada tahun 1919 oleh kerajaan karangasem yang dipimpin oleh Raja I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Arsiteknya adalah van den hents dari belanda dan loto ang dari cina dan mulai digunakan pada tahun 1921. Taman ini sebenarnya difungsikan untuk peristirahatan raja dan juga untuk menjamu tamu-tamu raja yang berkunjung ke karangasem. Menurut sejarah taman ini adalah taman yang memiliki arstektur yang luar biasa karena bangunan menggabungkan antara arsitektur tradisional bali dan gaya eropa dan cina. Saya juga terperangah melihat bangunan-bangunan luar biasa yang ada disini, yang saya lihat banyak terdapat ukiran-ukiran khas bali didinding, tampak juga bangunan-bangunan khas belanda, dan gapura kedatangan, kolam segidelapan dan bale bundar yang bergaya china jadi taman ini sungguh kaya akan seni.
Petugas juga menceritakan tentang kampung muslim yang berada diseberang taman ini, ternyata rata-rata warganya berasal dari lombok, mereka berada disini karena jasa raja karangasem yang menempatkan mereka begitu kata petugas ini. Jadi wajar saja jika saya menemukan ada mesjid disini karena mayoritas muslim yang berasal dari lombok.



Jadi tidak ada salahnya jika anda tiba dibali untuk singgah sebentar saja menyaksikan keindahan penggabungan tiga arsitektur luar biasa yang terdapat ditaman ini. Setelah lelah saya dan teman menuju tepi laut dimana perahu-perahu nelayan berkumpul, bebatuan besar menghiasi tepi pantai yang banyak terdapat kepiting dan beberapa hewan kecil lainnya. Saya juga melihat beberapa bule sedang berfoto-foto, memang tepi laut ujung pesisi ini tak kalah indah dengan cover perahu-perahu nelayan yang membuat tempat ini tampak natural. Saya menyusuri tepi laut untuk sekedar melihat-lihat. Setelah lelah saya kembali ke rumah tempat kami beristirahat. Kami tinggal menunggu esok hari untuk perjalanan selanjutnya yaitu menyeberangi laut untuk segera menyusuri lombok.

Tidak ada komentar: