Kamis, 17 Januari 2013

IMAN DALAM ISLAM

Iman itu bukan sekedar khayalan, iman itu adalah nyata adanya. Orang yang beriman adalah orang-orang yang memiliki kehidupan yang baik dan mampu mengatur segalanya dengan baik. Orang yang beriman itu adalah orang-orang yang sesuai dengan lisan dan perbuatannya. Iman itu ada didalam hati, sesuai dengan ucapannya dan melakukan dengan perbuatan-perbuatan kebajikan. Arti "iman-اَلْاِيْمَانُ "yaitu makna yang terbatas pada istilah / kata "iman" itu sendiri.
Secara etimologi berarti:
اٰمَنَ - يُؤْمِنُ - اِيْمَانًا -aamana-yu minu-iimaanan = Mengamankan.
اٰمَنَ بِ -aamana bi = Percaya.

Arti "Iman" secara umum
Iman = Percaya
Iman = Pandangan dan sikap hidup
Kata "Iman" adalah sebuah Istilah.
Istilah adalah Kata yang mempunyai arti tertentu untuk lingkungan tertentu pula(Lihat W.J.S, Poerwadarminta Kamus umum bahasa Indonesia balai pustaka 1976)
Mungkin kita terlupakan akan maksud ayat dibawah ini: إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها -innahaa kalimatun huwa qaa iluhaa = sesungguhnya yang demikian adalah kalimat dimana ia(kalimat tersebut)adalah menurut yang mengucapkannya.(23;100) Dalam kaitannya dengan makna istilah "Iman", Tentu maknanya menurut yang mengeluarkan istilah tersebut. Dalam hal ini Ialah Allah dengan ajaranNya yaitu alquran menurut sunnah rasulNya. 

Apa keuntungan bagi orang-orang yang beriman sebagaimana sudah tercantum didalam Al-qur'an surat al-baqarah ayat 25:

[Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh, bahwa bagi mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Setiap kali mereka diberi rezeki dari buah-buahan di dalamnya, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu (di dunia)." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan baginya di dalamnya ada pasangan yang suci, serta mereka kekal di dalamnya.]

Lalu ada Lima belas bukti keiman dan inilah lima belas bukti itu, Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini ?"
Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?"

Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?"
Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."
Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?"
Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?" Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh." Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir saja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."

Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai ? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan,, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

Meskipun kita sering mendengar ceramah tentang iman berkali-kali bahkan terlalu sering hingga ada diantara kita yang merasa bosan. Sesungguhnya sadarkah kita apa arti iman sebenarnya. Bila kita ingin membuktikan keimanan kita maka lihatlah bagaimana para sahabat menerapkan apa yang sudah diperintahkan Allh dan rasulnya. Bila kita tidak mampu seperti mereka apakah salahnya bila kita dari waktu ke waktu terus meningkatkan agar kita bisa menyusul atau mengikuti seperti apa yang telah para sahabat lakukan.

#ide dari khutbah jum'at
bila ada kesalahan mohon dibenarkan
 

Tidak ada komentar: