Minggu, 20 Januari 2013

PEMERKOSAAN

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar sebuah kata? 'pemerkoasaan'. Mungkin kita akan katakan sebuah perbuatan bejar yang tidak manusia yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Perbuatan ini membuat kerugian bagi banyak pihak, untuk sang pelaku mereka akan dikenakan hukuman penjara, sedangkan untuk sang korban dia akan merasa malu bahkan trauma berkepanjangan. Itu semua bisa mempengarungi psikis dan gaya hidup sang korban. Pemerkosaan kini sedang menjadi trending topic di indonesia, banyak kasus pemerkosaan terungkap belakangan ini. Tahun 2012 dan 2013 menjadi tahun yang sangat akrab kita dengar berita-berita pekosaan, setelah ditahun yang sama marak berita tawuran antar pelajar.

"pemerkosa dan korban sama-sama enak" begitulah candaan seorang calon hakim agung. Apakah ada yang salah dari kata-kata ini. Sama sekali tidak untuk sebagian kasus pemerkosaan yang terungkap belakangan ini kata-kata yang diungkapkan sang calon hakim tidak salah. Mari kita lihat dan rangkum semua laporan pemerkosaan yang sebagian besarnya membuktikan benar apa yang dikatakan oleh sang calon hakim agung. Misalnya banyak kasus perkosaan yang terungkap di jawa dilakukan oleh pemuda atau pelajar, para pemuda ini sebenar bukan memperkosa namun menyetubuhi kekasihnya yang juga mau sama mau. Ketika sang kekasih telah hamil dan sang pemuda tidak mau bertanggung jawab barulah kasus ini dilaporkan sebagai sebuah pemerkosaan. Apakah itu sebuah pemerkosaan mungkin saja sang gadis lebih dulu yang meminta dan mereka melakukan namun si pemuda tidak akan berbekas sedangkan sang gadis jelas bila ada kemungkinan hamil maka itu bekas yang jelas dan tidak bisa dibohongi. 

Kasus perkosaan yang kedua yang membuktikan jika kata-kata sang calon hakim benar adalah, ketika sepasang muda-mudi terjaring razia ditempat-tempat sepi sedangkan melakukan hubungan intim. Keduanya dibawa kekantor polisi, ketika orang tua sang gadis tidak terima karena sang anak jelas sudah tidak perawan maka dia akan melaporkan ini sebagai sebuah perbuatan perkosaan padahal jelas keduanya melakukannya sebagai bukti suka sama suka. Mungkin tidak salah sang hakim mengatakan hal tersebut, siapa yang harus disalahkan jika keduanya sama-sama suka.

Dan yang ketiga begini, ketika seorang gadis tidak pulang kerumah beberapa hari yang menimbulkan kecurigaan dari orang tuanya, ketika dicari dan didapati sedang bersama sang kekasih dan mereka tinggal layaknya suami-istri. Orang tua korban yang merasa malu karena anak gadisnya sudah tidak perawan lagi, dan merasakan dirugikan oleh laki-laki yang memacari sang anak akan melaporkan kasus ini sebagai sebuah pemerkosaan.

Bila kasus perkosaan atas dasar suka sama suka seluruhnya diungkap ditanah air, maka tidak akan ada lagi tempat untuk pelaku pemerkosa. Penjara akan penuh bahkan tidak akan sanggup lagi menampung para pelaku. 

Namun tidak semua kasus perkosaan atas dasar suka sama suka seperti yang tercantum diatas namun banyak juga kasus yang dilakukan oleh orang-orang yang terbilang biadab dan tidak manusiawi. Contah saja seorang ayah yang tega menggauli anak kandungnya sendiri, kakek yang tega menggauli cuucnya, paman, dan lainnya. Kini juga banyak kasus yang menimpa anak-anak dibawah umur. Banyak kasus pencabulan terhadap anak sd, smp, yang jelas mereka masih terbilang anak-anak kecil yang harusnya mendapat perlakuan yang baik bahkan tidak jarang pelakunya adalah orang dekat korban. 

Bila kita ditanya lebih terhormat mana seorang ayah yang doyan bermain perempuan sewaan dengan ayah yang memperkosa anaknya sendiri? maka keduanya bukanlah hal positif dan kedua bukanlah yang hal yang pantas dihormati. Ayah yang bermain perempuan apakah dia tidak sadar jika perempuan yang dia sewa itu terkadang juga seumuran dengan anaknya perempuannya, apakah dia tidak berpikir bagaimana perasaan ayah sang perempuan sewaan. Dan ayah yang memperkosa anaknya sendiri apakah dia tidak berpikir jika yang dia setubuhi itu adalah darah dagingnya sendiri, yang dia besarkan dengan jerih payahnya, yang harusnya dia bimbing menjadi anak yang berhasil mencapai cita-citanya, menjadi orang besar yang dapat dibanggakan. Tapi dia malah merusak segalanya.

Jika kasus yang dilakukan oleh ayah kandung korban maka anda akan berpikir, ini dunia mungkin sudah bukan tempat yang aman. Bagaimana mungkin seorang ayah tega menggauli darah dagingnya sendiri. Apa lagi yang membedakan manusia dan binatang bila seperti itu yang terjadi.  Bila kita koreksi apa yang salah pada lingkungan sosial kita saat ini. Mengapa begitu banyak hal yang tidak masuk akal terjadi. Mungkin yang paling jelas adalah masyarakat kita meninggalkan ajaran agama yang sudah seharus menjadi tuntunan hidup kita, masyarakat sudah jauh dari apa yang menjadi pegangannya selama ini. Para pemuda kita juga sudah tidak lagi mengenal budaya negaranya sendiri dan bahkan cenderung menikmati budaya impor dari barat yang membudayakan pergaulan bebas sebebas-bebasnya. Semua itulah telah mempengarungi cara pikir masyarakat ktta hingga terjadilah hal-hal yang diluar prasangka kita. Selain masyarakat kita yang sudah menjauh dari agama dan budayanya sendiri, kemiskinan juga mempengaruhi bagaimana seorang ayah bisa tega mempekosa anaknya sendiri, kemiskinan bisa menjadi penyababnya. Dikarenakan kemiskinan sebuah keluarga tidak mampu membeli rumah yang banyak kamarnya. Bahkan rumah yang digunakan tidak memiliki kamar, keluarga yang seperti ini, mereka selalu tidur bersama, ibu-ayah-anak, sehingga karena selalu tidur bersama dan dari sanalah yang menyebabkan ketika ada kesempatan dan setan menjalari otak sang ayah maka ketika itulah dia tega melakukan hal yang tidak terpuji tersebut.


Tidak ada komentar: